8 Proses Cetuskan Ide Bikin Aplikasi Mobile

ide

SINYAL.co.id– Ajang Indosat Ooredoo Wireless Innovation Contest (IWIC) ke 10 masih panjang. IWIC bisa dibilang merupakan event pencarian aplikasi dan calon pebisnis teknologi digital (technopreneur) paling tua dan konsisten di Indonesia.

Dari tahun ke tahun jumlah peserta selalu bertambah. Tahun silam saja diikuti oleh lebih dari 3.000 usulan ide dan aplikasi jadi. Tahun ini, IWIC melebarkan sayap dan mencari inovator dari negara tetangga untuk ikut serta.

Kalau kamu ingin bersaing dan memajukan bangsa lewat dunia digital, bisa mulai dari sekarang. SINYAL berikan delapan inspirasi datangnya ide. Apa saja?

 

#1. Lihat sekeliling kamu.

Ide biasanya muncul dari dunia di sekeliling kita. Tak perlu jauh-jauh. Lihatlah Facebook di saat Mark Zuckerberg sebal oleh lingkungan yata pergaulan di kampusnya. Boleh di rumah, kampus, atau tempat bergaul. Biasanya, gagasan muncul dari hal sederhana. Lalu tulislah dalam lima sampai tujuh kata.

 

#2. Bisa dikembangkan seperti apa.

Setelah  itu coba paksa otak untuk berpikir lagi. Kembangkan ide tersebut, dengan dasar berpikir; “Jika ide ini dituangkan dalam bentuk sebuah software yang bisa digunakan di ponsel, kira-kira akan seperti apa?” , tambahkan pertanyaan, “Memungkinkan atau bisa tidak digunakan oleh banyak orang?” Di tahap ini harap hati-hati, karena kadang kita terlalu jauh berpikir ke depan. Pikirkan hal-hal yang wajar saja.

 

#3.  Apa saja menu dasar untuk mendukung ide kamu.

Setelah dasar gagasan dan pengembangan yang dapat diaplikasikan di ponsel dapat dilakukan, seterusnya arahkan ke menu-menu dasar yang mendukung gagasan kamu tersebut. Misalnya; ambil contoh Twitter, yang tadinya hanya dapat untuk teks, lalu bisa ditambahkan foto, dan seterusnya. Di sini juga terlalu berlebihan menambahkan menu. Batasi kepada hal-hal yang masuk akal pada saat sekarang saja.

 

#4.  Tentukan pengguna aplikasi

Sampai tahap #3, artinya kamu sudah bisa bikin aplikasi. Walaupun masih sebatas permukaan. Sekarang giliran menentukan siapa target penggunanya. Seberapa besar segmen yang kamu inginkan tersebut akan menggunakan aplikasi buatanmu. Tinggi atau tidak pemakaiannya sehari-hari. Apakah bisa digunakan oleh pengguna lain. Begitu seterusnya. Semakin umum dan banyak peluang pengguna, maka semakin massal aplikasi tersebut digunakan.

 

#5. Apa tujuan pengguna memakai aplikasi.

Kita sering lupa menegaskan untuk apa pengguna memakai aplikasi tersebut. Instagram dari awal memang bukan untuk olah foto, melainkan media sosial berbasis foto. Foto adalah medianya. Maka tidak ada game, chatting, dll sampai sekarang. Jika ingin dikembangkan, batasi antara 2-3 fungsi tambahan yang tetap mengacu pada penggunaan utama.

 

#6. Adakah pihak yang perlu digandeng.

Sebuah aplikasi kadang terkait dengan pihak lain. Misalnya, tentang wisata. Perlukah menjalin kerjasama dengan departemen pemangku kepentingan. Atau bahkan aplikasi kamu lebih cocok jika dikerjakan oleh lembaga tertentu. Jika ya, maka kamu bisa usulkan untuk dibeli.

 

#7.  Masuk ke aspek bisnis.

Nah, ide semakin berkembang sekarang. Hal selanjutnya adalah pikirkan soal bisnisnya. Apakah aplikasi tersebut akan kamu gratis unduh atau berbayar. Jika gratis, kira-kira dari mana datangnya uang. Iklan saja, pihak ketiga yang akan terlibat, ataukah dari sumber lain. Begitu seterusnya bahwa aplikasi harus lah mendatangkan manfaat secara keuangan.

 

#8. Tanyakan kepada ahli atau praktisi IT

Anda mungkin awam. Tapi aplikasi boleh digagas oleh siapapun. Tidak harus berlatar IT. Untuk eksekusi selanjutnya silakan lemparkan gagasan ke ahlinya. Ada desain, coding, dan sistem IT lain yang diperlukan. Jika perlu bisa minta bantuan ke Founder Institute.

 

Kalau sudah punya ide, silakan kirim ke https://iwic.indosatooredoo.com/

We will be happy to hear your thoughts

Leave a reply

Sinyal Magazine
Login/Register access is temporary disabled