Arogansi Sektoral Hambat Pertumbuhan Digital

sinyal.co.id

hot issue A

Awal dekade 2000-an, da’i kondang Aa Gym (KH Gymnastiar) terkesan pada struktur bangunan Hotel Santika, Jakarta, ketika ia diundang berceramah pada silaturahim halal bil halal karyawan Kompas Gramedia. “Bangunan yang indah dan kokoh,” ujarnya waktu itu.

Namun bukan itu maksudnya. Bangunan bisa kokoh karena dibangun tidak hanya dari semen, atau hanya pasir, atau kayu, bahkan hanya oleh tukangnya. “Semua harus dipersatukan, baru menjadi bangunan yang kokoh”.

Segala sesuatu di dunia juga demikian, harus ada kerja sama antarbagian, antarkomponen untuk bisa membuatnya punya arti. Sesuatu yang dbangun atau diciptakan sendiri oleh manusia pasti memiliki kekurangan dan secara alami manusia membutuhkan ciptaan Allah yang lain, benda mati atau mahluk hidup, untuk bercipta karya.

Ucapan Aa Gym ini tidak akan pernah basi, selalu punya konteks dalam setiap zaman. Selalu aktual, walaupun manusia sebagai mahluk dengan kemampuan jauh di atas mahluk lain acap berpikir egois, merasa tak perlu bantuan orang lain.

Di zaman modern Indonesia, kata-kata Aa Gym haruslah selalu didengungkan. Dalam masalah apa saja.

Juga dalam masalah upaya kita untuk memanfaatkan era digital bagi kemajuan bangsa. Dewasa ini orang sadar, tanpa digitalisasi, tanpa memanfaatkan pita lebar (broad band), kemajuan satu bangsa akan terhambat atau tersendat.

Masalahnya, pita lebar tidaklah dapat dikerjakan oleh satu orang sendiri, atau satu pihak saja tanpa keterlibatan orang lain. Industri pita lebar merupakan industri ilmu tinggi tetapi tetap perlu “keroyokan” karena perlu dukungan pihak lain yang berkaitan.

Pengembangan dan pemanfaatan digital dalam kehidupan sehari-hari, utamanya dalam ekonomi berbagi, harus memenuhi unsur DNA (device – alat), network (jaringan) dan application (aplikasi). Device merupakan domain para manufaktur alat telko termasuk ponsel, network langsung dalam kendali operator sementara aplikasi dibuat oleh masyarakat atau operator dengan maksud melengkapi kemampuan alat dan jaringan agar dapat dijual. Aplikasi bisa berupa konten dalam berbagai bentuk.

Di lapangan operator boleh meluncurkan layanan GSM generasi keempat (4G), namun bila ekosistemnya tidak mendukung, layanan 4G itu tidak bermanfaat. Misalnya tidak tersedianya ponsel atau device yang berteknologi 4G atau kalaupun ada baik dari sisi operator maupun sisi manufaktur device tidak ada aplikasinya, tidak ada kontennya sehingga tidak ada alasan bagi pelanggan untuk mengaksesnya.

1 Comment
  1. semoga saja tidak terulang kembali.

Leave a reply

Sinyal Magazine
Login/Register access is temporary disabled