Netflix Film Club: Mimi, Anak Kukandung Bukan Anakku

Sinyal Rate: 8 dari 10

Genre: Drama Komedi

Pemain: Kriti Sanon, Pankaj Tripathi, Sai Tamhankar, Evelyn Edwards

WWW.SINYALMAGZ.COM – Kalau Anda masih menyimpan kesan bahwa film Bollywood tak jauh dari  Inspektur Vinjay, tarian massal, atau romantika kekasih di batang pohon, jelas Anda ketinggalan zaman. Bahkan sejumlah film dengan peringkat bagus, amat jauh kesan dari film-film ala Shah Rukh Khan.

Film India telah bergeliat, mungkin juga bermetamorfosa menjadi film-film dengan kekuatan pada faktor cerita dan plot. Kendatipun dikemas dengan unsur humor, tetapi tidak lalu terjerumus menjadi film komedi tak masuk akal.

Kocak menjadi semacam bumbu kecil yang disampaikan secara wajar. Sewajar Anda membanyol dengan keluarga atau teman.

Sedangkan drama yang disodorkan juga tidak perlu berkepanjangan, penuh liku tanpa ujung. Atau dibuat bombastis demi membuat para pemirsa bercucur air mata.

Film mengalir saja, tetap menghibur tetapi juga diam-diam mengaduk ruang perasaan penonton. Bumbu humor disuguhkan sekadar penghapus dahaga, agar Anda tak terus dibawa kepada emosional.

Kisah dan tokoh pun sebagaimana mungkin bisa menimpa Anda atau teman Anda. Itulah film Mimi yang sudah tayang di jaringan Netflix.

Adalah Mimi Mansingh Ratore (Kriti Sanon), seorang perempuan cantik, rupawan, berprofesi sebagai penari yang menyimpan harapan. harapan menjadi artis di belantara Bollywood. Tetapi untuk menuju Bollywood sendiri bukan saja butuh modal fisik semata, namun juga uang.

Hidup di keluarga sederhana dengan bayaran sekadarnya sebagai penari utama, sepertinya Mimi hanya bisa menuai harapan itu sebagai mimpi. Namun nasib orang bisa tiba-tiba berubah. Ketika seorang supir keluarga ekspatriat  bernama Bhanupratap Phandey yang akrab disapa Bhanu mempertemukannya dengan pasangan Amerika, John (Aydan Whytock) dan Summer (Evelyn Edwards).
Mereka suami-istri yang menikah lama tetapi belum pula dikaruniai anak. Diduga rahim Summer tak memungkinkan mengandung.

Di sisi lain praktek surogasi di India sendiri juga sah. Hal inilah yang lantas membuat John-Summer memutuskan mencari perempuan untuk mengandungi janin mereka, menjadi ibu pengganti bagi si jabang bayi.

Tergiur oleh bayaran mahal, sebesar 20 lakh rupee (hampir Rp 400 juta), Mimi pun merelakan rahimnya mengandung calon bayi John dan Summer yang tentulah berdarah kaukasian alias bule.

Sutradara Mimi, Laxman Utekar (juga menjadi penulis skenario bersama Rohan Shankar) memulai plot dengan amat ringan. Sesekali bumbu kelucuan muncul, membawa Anda tersenyum simpul.

Alasan John memilih perempuan dengan fisik penari yang langsung, lentur pula perutnya, seperti layaknya pandangan kaum pria awam saja. Dijamin sehat untuk si ibu dan bayi. Faktanya benar juga. Sekehamilan Mimi, ia tumbuh layaknya perempuan hamil yang segar bugar, doyan makan, dan terjaga sehatnya.

Sampai plot ini, seolah semua baik-baik saja. Meski Mimi harus berbohong demi menutupi “bisnis”-nya itu kepada keluarga. Dan, tinggal di lingkungan muslim tempat sang sahabat, Shama (Sai Tamhankar) bermukim. Di sini, kualitas Utekar yang mengemas unsur drama dan komedi membaur apik amat terlihat.

Kisah yang baik-baik saja itu mendadak diputarbalikkan Utekar. Bak petir menyambar di siang bolong, sebuah kabar tak enak membuat John dan Summer memilih mengkhianati kesepakatan itu. Bahkan buru-buru hengkang ulang ke Amerika.

Tinggalah Mimi dan si bayi bule, yang ia beri nama Raj. Gempar tak hanya melanda Bhanu si makelar dan Shama yang menjaga Mimi selama sembilan bulan. Tetapi juga ayah dan ibu Mimi yang bak dihantam berton godam. Malu, bingung, kalut.

Lalu melebar pula menjadi gosip di komunitas mereka. Bollywood benar-benar hanya impian. Nasi sudah menjadi bubur, niat ke Bollywood juga sudah luntur. Kini Mimi, si cantik penari panggung itu menjadi ibu tanpa suami. Raj tumbuh sehat tanpa bapak.

Masih ada beberapa konflik lagi yang disodorkan Utekar selanjutnya. Dan, Anda akan disuguhi perspektif baru tentang perempuan bernama Mimi baru.

Film Mimi sebenarnya bukan karya orisinal. Film ini diangkat dari sukses film terbaik Marathi pada 2010 berjudul Mala Aai Vyachay (Aku Ingin Jadi Ibu). Namun oleh Utekar faktor hukum yang kompleks di film orisinil tersebut sengaja agak dieliminir.

Sepanjang 133 menit Anda akan dibuai oleh akting sangat apik Kriti Sanon. Mungkin memang jadi standar film India, bahwa aktris harus gapai menari dan berperan. Jujur saja, selain ceritanya yang mengalir bagus dan wajar, Sanon tampil sangat memukau.

Anda akan takjub oleh tetariannya lengkap dengan musik-musik India yang beat-beat-nya keren. Juga pendalaman peran sebagai perempuan hamil dan ibu muda. (*)

We will be happy to hear your thoughts

Leave a reply

Sinyal Magazine
Login/Register access is temporary disabled