sinyal.co.id – Gaung masalah revisi kedua PP tahun 2000 yang tadinya bertalu menjadi hening, tidak ada satu pihak pun yang mau dan ingin membicarakan masalah yang kini tertahan di Kementerian Perekonomian itu.
Padahal pihak-pihak yang berbeda pendapat sebelumnya sangat gencar mencari dukungan lewat lobi-lobi ke semua pihak.
Kepentingan yang sangat mendasar membuat “para pihak” mengeluarkan dana dan daya sebanyak mungkin yang bisa ditanggungnya, yang kalau diuangkan lalu dijajarkan, rasanya menyambungkan Anyer sampai Panarukan. Semua sudah mulai lelah, karena pastinya kalah sama kepentingan yang lebih besar.
Berbicara masalah revisi PP 52 dan PP 53 tahun 2000 dikaitkan dengan industri, siapa pun akan paham keberatan dan kekhawatiran PT Telkomsel jika diharuskan menyewakan frekuensinya ke operator lain.
Apalagi untuk membangun jaringan sampai ke pelosok mereka sudah berdarah-darah, bahkan membawa korban pada tahun 1998.
