Seluler 5G Indonesia, Sambil Menunggu Bunyi Tokek

Oleh: Garuda Sugardo (Wantiknas)

Jadwal kehadiran 5G di Indonesia terasa kian remang. Beberapa WA yang masuk mengekspresikan keheranannya tentang berita sepuluh hari yang lalu:  “Menkominfo telah melakukan pertemuan dengan sejumlah perusahaan teknologi dunia untuk membicarakan soal potensi investasi di bidang teknologi 5G. Pertemuan tersebut dilakukan di sela ajang World Economic Forum di Davos, Swiss”.
Binatang apa sih 5G itu, sampai menterinya ikut melobby dan potensi investasi asing? Lalu, apakah industri seluler selama ini belum menyiapkan kajian tentang aspek investasinya? Ya  positive thinking saja, anggaplah pertemuan itu sebagai penyemangat, bahwasanya potensi pasar 5G di Indonesia mendapatkan atensi spesial dari blantika internasional.
Yang kita pahami, kementerian adalah penentu kebijakan. Regulatornya adalah BRTI, sekaligus sebagai pengendali dan pengawas. Pemain dan pelaksananya sesuai UU Telekomunikasi adalah Operator. Jadi soal investasi dan penggelaran sistem 5G, operatorlah penyelenggaranya. Syukur-syukur dapat insentif dari Pemerintah. Aamiin.
Proses “Transformasi Digital” di Indonesia sekarang semakin digalakkan. Program 5 tahun Kabinet Indonesia Maju sedemikian terang benderang, di antaranya adalah pembangunan infrastruktur, penyederhanaan eselon ASN, penerapan ekonomi digital, pembangunan Ibukota Negara, dan Making Indonesia 4.0.
Sejatinya, teknologi 5G pas banget untuk menjawab dan mengakselerasi program hebat berbasis digital dari Presiden Jokowi tersebut.
Sementara teknoseluler 5G hadir guna memberi solusi terkait masalah robotik, artificial intelligent, hologram dan internet supercepat. Hampir semua operator 4G di Indonesia sudah melakukan uji coba kemampuan 5G bekerja sama dengan beberapa fabrikan dan hasilnya dikabarkan semua sukses dan happy. Selebihnya tinggal berdoa, dan berharap agar lisensi pengoperasian segera keluar.
Ceruk pasar industri Indonesia, di antara 360 juta pengguna mobile eksisting juga tengah menanti 5G. Diskusi dan seminar 5G berlangsung tak putus-putusnya membahas nasib dan jadwal implementasinya.
Terkait Kemenkominfo, selaku otoritas pemberi lisensi 5G, satu hal yang dimaklumi masyarakat adalah tentang lahan frekuensi yang penyediaanya masih terus digarap. Namun seluler 5G ‘kan bukanlah jasa layanan yang bersifat masif seperti 4G yang coverage dan sebaran spektrum frekuensinya harus seluas mobilitas penduduk.
Penggunaan 5G sebagai “the true mobile broadbroand” lebih diperuntukkan secara khusus dan spesifik. Penerapannya bisa bertahap untuk melayani spot-spot sektor usaha, kawasan industri atau area komersial, kemudian berkembang dan diperluas sesuai fungsi dan hitung-hitungan bisnis. Di situlah 5G memainkan peran unggulannya.
Ada hal yang “istimewa” bahwa semua operator besar di Indonesia memiliki mitra strategis dan investasi asing di dalamnya. Sebutlah world class Singtel di Telkomsel, Axiata di XL, Ooredoo di Indosat dan Hutchinson di “3”. Dengan adanya klausul permodalan, transfer of technology dan berbagi informasi tentang pengalaman global, maka  bila mereka benar-benar berkomitmen, tentulah 5G akan menjadi keniscayaan secepatnya di bumi tercinta ini.
Lagi pula, Indonesia adalah negara pengguna ponsel pintar terbesar ke-4 di di dunia dan kelak naik peringkat ke-3 pada tahun 2025. Jadi nunggu apa lagi?
Seluler digital GSM sudah 25 tahun beroperasi di Indonesia. Yakinlah, operatornya telah menghayati betul seluk beluk investasi, strategi pengoperasian dan modus layanan seluler. Mereka pun sepenuhnya mahfum tentang karakteristik pasar, time to market, kreasi bisnis model dan    langkah kolaborasi mengatasi problematika pasar seluler nasional yang sudah jenuh. Jadi, alangkah baiknya pemerintah fokus saja pada solusi spektrum frekuensi dan sosialisasi kemanfaatan sharing infrastruktur, agar 5G cepat lahir.  Kominfo boleh percaya bahwa kompetensi bisnis yang dimiliki operator Indonesia sebenarnya sudah amat mumpuni dan cum laude.
So, kira-kira kapan dong 5G komersial akan mengudara di Indonesia? Apakah akan jadi atau tidak di tahun 2020 ini? Tengoklah ke loteng, barangkali ada tokek yang juga pemerhati di sana. Si tokek akan menjawab nyaring secara “digital”. Tokek, tokek, ……….!

We will be happy to hear your thoughts

Leave a reply

Sinyal Magazine
Login/Register access is temporary disabled