Telkomsel siap memaksimalkan penggunaan seluruh frekuensi tambahan sebanyak 20 MHz di spektrum 2300 MHz untuk mendorong akselerasi jaringan bergerak seluler 4G/LTE. Pemilikan total 50 MHz di spektrum 2,3 GHz ini membuka kesempatan operator anak perusahaan PT Telkom itu melanjutkan roadmap pengembangan teknologi telko terbaru, generasi kelima (5G).
Belum lama ini Telkomsel memenangkan tender frekuensi 2300 MHz total selebar 20 MHz sebanyak 7 zona di frekuensi 2360 MHz – 2370 MHz di Blok A dan 7 zona di rentang 2380 MHz – 2390 MHz Blok C. Sementara pita selebar 30 MHz di spektrum 2300 MHz yang sudah dimenangkan lebih dulu bercakupan nasional.
Telkomsel, ujar Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate kepada media Rabu (19/5), saat ini sedang melakukan proses uji layak operasi (ULO) teknologi 5G, yang jika lulus, mereka akan melakukan peluncuran layanan 5G di enam lokasi di Jakarta. Enam lokasi itu adalah Pantai Indah Kapuk dan Kelapa Gading (Jakarta Utara), Pondok Indah dan Widya Chandra (Jakarta Selatan) serta BSD dan Alam Sutera, Tangerang.
Kota berikutnya, kata Johnny, Batam, Medan, Solo, Bandung, Surabaya, Makassar, Denpasar dan Balikpapan, menyusul kemudian berbagai kota dan lokasi prioritas lainnya. Sesuai ketentuan yang berlaku, katanya, setiap operator seluler yang akan memberikan layanan seluler dengan teknologi baru wajib melakukan ULO untuk memastikan layanan seluler kepada masyarakat telah memenuhi kualitas.
Menurut Direktur Utama Telkomsel Setyanto Hantoro tambahan spektrum frekuensi 2,3 GHz dengan total sebesar 20 MHz akan segera dapat mulai digunakan setelah dilakukan proses penataan ulang (refarming) dan keluarnya Izin Pita Frekuensi Radio (IPFR) dari Kemkominfo RI. Refarming dimaksudkan agar alokasi pita yang dimiliki menjadi saling berdampingan (contiguous) sehingga lebih efisien dan optimal dalam rangka mendukung penyelenggaraan jaringan konektivitas pita lebar (broadband).
Frekuensi terbanyak
Dikatakan, tambahan spektrum akan dimanfaatkan untuk memperkuat pengembangan layanan broadband terkini, 4G LTE, dengan memaksimalkan kapasitas dan mutu jaringan pita lebar bagi pelanggan hingga pelosok Indonesia. Diharapkan pencapaian ini juga akan mendukung penguatan ekosistem digital di Indonesia, termasuk industri kreatif digital, e-commerce, dan mendorong transformasi digital segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Tahap awal Telkomsel akan melanjutkan pembangunan BTS 4G/LTE dengan memaksimalkan frekuensi 2,3 GHz yang tersedia, terutama di wilayah yang memiliki trafik penggunaan layanan broadband cukup tinggi. Dengan kebijakan ini, Telkomsel membuka kesempatan masyarakat menikmati kecepatan akses maksimal mobile broadband yang lebih tinggi, berkualitas, dengan kapasitas jaringan sesuai kebutuhan aktivitas digital masyarakat.
Hingga akhir tahun lalu, Telkomsel telah menggelar lebih dari 231.000 unit BTS, dengan ketersediaan lebih dari 78 persen berteknologi BTS 3G/4G yang menjangkau 95 persen wilayah populasi di seluruh Tanah Air. Pada akhir 2019, Telkomsel juga telah melakukan uji coba jaringan terbaru 5G di Batam untuk sektor industri, setelah sebelumnya sukses menggelar uji coba dan showcase pemanfaatan jaringan 5G di perhelatan Asian Games 2018.
Raihan baru 20 MHz di spektrum 2300 MHz membuat alokasi lisensi frekuensi yang dimiliki Telkomsel menjadi terbanyak dengan 155 MHz, yang tersebar 50 MHz di frekuensi 2,3 GHz (20 MHz di antaranya alokasi zona, bukan cakupan nasional). Juga cakupan nasional di frekuensi 2,1 GHz dengan lebar pita 2X15 MHz, frekuensi 1,8 GHz dengan lebar pita 2X22,5 MHz, dan frekuensi 800/900 MHz dengan lebar pita 2X15 MHz.
Kata Setyanto Hantoro, tambahan spektrum frekuensi akan menguatkan pengembangan bisnis digital yang terus dibangun karena menjadi andalan Telkomsel. Pada 2020, bisnis digital menjadi tulang punggung pendapatan Telkomsel dan berkontribusi lebih dari 71 persen dari total pendapatan perusahaan yang tercatat senilai Rp 87,1 triliun, dengan laba Rp 25 triliun. (hw)
