2025, Indosat Ooredoo Hutchison Tetap Agresif

Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) menyatakan tetap akan agresif seperti tahun sebelumnya, karena peluangnya pasarnya masih sangat bagus, terutama di Indonesia bagian timur. Di kawasan itu masih banyak wilayah yang belum terlayani, berbeda dengan kawasan lain, tertutama dengan Jawa, Bali dan Sumatera.

Sementara sejak merger dengan Tri menjadi Indosat Ooredoo Hutchison  pada 2022, mereka berhasil menambah cakupan layanan ke lebih dari 10 juta populasi di Indonesia. Ada sekitar 16.400 desa yang sebelumnya tak terlayani kini dapat menikmati layanan Indosat.

Cakupan layanan bertambah karena merger membuat banyak BTS (base transceiver station) kedua operator yang berhimpitan, sehingga sebagiannya harus direlokasi ke tempat lain. Keuntungannya, dengan modal sedikit operator itu bisa memperluas cakupan layanannya.

Pada tahun 2024, Indosat sudah punya lebih dari 250.300 BTS yang bertambah sekitar 20.800 BTS dibanding 2023 yang 229.500 BTS. Dari jumlah akhir itu, 196.300 di antaranya BTS 4G, sedangkan BTS 2G hanya 53.900, bertambah sedikit, 3.500 BTS. Pertumbuhan BTS 2G lebih rendah karena bisnis seluler telah beralih dari layanan suara dan SMS ke layanan berbasis data atau internet.

Pada triwulan pertama 2025 jumlah BTS IOH bertambah jadi 256.652 buah, sejumlah 202.179 unit di antaranya adalah BTS 4G, sebanyak 54.396 merupakan BTS 2G dan 197 buah BTS 5G. Sementara jumlah pelanggan mereka mencapai 95,4 juta, turun 5,4 juta dibanding akhir 2023 yang sebanyak 100,8 juta.

Besaran ARPU (average revenue per user – rata-rata pendapatan dari tiap pelanggan) per bulan Indosat mencapai Rp 39,200, mendekati ARPU XL Smart (Rp 40.000) dan Telkomsel (Rp 43.000). Tahun ini Indosat mengalokasikan belanja modal (capex – capital expenditure) sebesar Rp 13 triliun untuk memperluas jaringan, meningkatkan kapasitas dan kualitas layanan, hingga mengadopsi teknologi terbaru seperti kecerdasan buatan. Salah satu target utama adalah wilayah Papua, Maluku, Nias, hingga Nusa Tenggara.

Indosat yang sudah hadir sejak tahun lalu di kawasan itu akan memperluas layanan mereka dengan menjangkau lebih banyak kota. Sejak kehadiran jaringan internet Indonesia Timur itu, trafik Indosat  melesat, sebagai tanda layanannya dapat diterima pasar karena kualitas yang mumpuni.

Direktur & CTO Indosat, Desmond Cheung, dalam acara Literasi Digital tahun lalu pernah bilang, target Indosat punya 1.456 BTS di Nusa Tenggara. Sebelum merger mereka hanya punya 112 BTS yang tumbuh jadi 662 BTS. Ia mengatakan, dalam kurun waktu 10 bulan terakhir, penetrasi layanan di wilayah Nusa Tenggara Barat meningkat 2,3 kali lipat, sedangkan di Nusa Tenggara Timur meningkat 3,7 kali lipat.

Sebagai perbandingan di antara tiga operator, pada akhir 2024 Telkomsel memiliki 271.040 BTS, sejumlah 221.290 BTTS 4G dan sebanyak 975 BTS 5G dengan jumlah pelanggan 158,8 juta. XL Smart memiliki 211.864 BTS – pelanggannya 94,5 juta – masih berpotensi bertambah karena 20% sampai 30% BTS XL Axiata dan Smartfren berhimpitan, sehingga harus dipindahkan, selain pemenuhan tugas membangun 8.000 BTS baru di kawasan 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar). Diprediksi XL Smart akan memiliki lebih dari 265.094  BTS pada tahun ini. (*)

BACA JUGA: Ini Triwulan Emas IOH

We will be happy to hear your thoughts

Leave a reply

Sinyal Magazine
Login/Register access is temporary disabled