Belajar dari Belanda tentang Pelarangan Pakai Smartphone di Sekolah

WWW.SINYALMAGZ.COM – Belanda yang maju itu ternyata memiliki pendapat lain tentang pemakaian gadget di sekolah. Sejak diberlakukan peraturan pelarangan penggunaan smartphone di sekolah, pelajar di Belanda menunjukkan perilaku lebih positif.

Pedoman nasional, yang diperkenalkan pada Januari 2024, merekomendasikan pelarangan penggunaan ponsel pintar di ruang kelas dan hampir semua sekolah telah mematuhinya. Hampir dua pertiga sekolah menengah meminta siswa untuk meninggalkan ponsel mereka di rumah atau menaruhnya di loker, sementara satu dari lima siswa diberikan ponsel di awal pelajaran.

Walaupun awalnya mengalami penentangan luar biasa dari warga. Namun seiring berjalannya waktu kian tampak adanya perubahan. Memang, sebelum keputusan ini diberlakukan pemerintah Belanda telah melakukan banyak kajian dan studi.

Dulu, angka statistik di Belanda melaporkan bahwa 96% anak-anak online hampir setiap hari, sebagian besar melalui ponsel mereka. Pemerintah sementara menyarankan orang tua untuk melarang media sosial bagi anak di bawah 15 tahun dan membatasi waktu layar, sementara seorang anggota parlemen telah mengusulkan larangan total penggunaan ponsel pintar di sekolah.

Dampaknya sekarang?

Para peneliti mensurvei 317 pemimpin sekolah menengah, 313 sekolah dasar, dan melakukan 12 kelompok fokus dengan guru, asisten pengajar, siswa, dan orang tua. Sekolah menengah melaporkan bahwa anak-anak merasa lebih mudah berkonsentrasi (75%), lingkungan sosial lebih baik (59%) dan beberapa mengatakan hasil telah membaik (28%).

Dr Alexander Krepel, seorang peneliti di Kohnstamm Instituut, mengatakan interaksi antar murid telah membaik paling pesat. “Tidak mungkin lagi  diam-diam mengambil gambar seseorang di kelas dan kemudian menyebarkannya di grup WhatsApp, jadi ada peningkatan dalam keamanan sosial,” katanya.

Dulu di sela-sela pelajaran, siswa akan menggunakan ponsel mereka alias lebih banyak diam. Sekarang mereka terpaksa berbicara. Dengan kata lain suasana menjadi jauh lebih positif.

Ketakutan awal seputar larangan tersebut terbukti tidak berdasar. Freya Sixma, juru bicara dewan pendidikan menengah VO-raad, yang mewakili sekolah dan badan pengurus bilang, “Awalnya ada banyak protes dari sekolah, guru, siswa, orang tua, pertanyaan tentang bagaimana semuanya akan berjalan.”

“Tetapi sekarang Anda melihat bahwa sebenarnya semua orang cukup senang,” tambahnya. (*)

BACA JUGA: Serba-serbi Masalah Worldcoin di Dunia

 

We will be happy to hear your thoughts

Leave a reply

Sinyal Magazine
Login/Register access is temporary disabled