Indihome Perbesar Saham Telkom

Kecenderungan operator seluler dunia untuk menyatukan layanan seluler nirkabel dengan telepon tetap (fixed line), FMC (fixed mobile convergence), sudah menjadi tren pula di Indonesia. Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) dan XL Axiata sudah mengawalinya, masing-masing dengan FTTH (fiber to the home) yang namanya Indosat HiFi (high fidelity), dan XL Satu dari XL Axiata.

XL Satu menyatukan layanan selulernya dengan layanan internet melalui kabel serat optik yang disambungkan ke rumah pelanggan. Kecepatan hingga 1Gbps (XL Home), setelah Axiata mengakuisisi LinkNet senilai Rp 8,72 triliun.

Kelompok Telkom pun sudah memulai, namun penyelenggaranya beda dan belum jadi FMC. Indihome milik Telkom yang berjalan di jaringan telepon kabelnya (fixed), dan Orbit milik Telkomsel, layanan internet rumah yang menggunakan perangkat modem WiFi.

Saat performasi Indihome sedang top-topnya, ada kebijakan untuk menyerahkannya ke Telkomsel dalam upaya memilah-milah layanan kelompok Telkom seperti arahan Menneg BUMN Erick Tohir. PT Telkom sebagai induk holding adalah B2B (business to business), sementara Telkomsel melayani B2C (business to consumer). Indihome masuk ketegori B2C, selain nanti Grapari Telkomsel juga digabung dengan Plasa Telkom. Sebagai pusat layanan pelanggan.

Integrasi Indihome ke Telkomsel diperkirakan terjadi dalam bulan-bulan ini, yang akan memberi lebih banyak manfaat dan benefit baik bagi pelanggan, industri maupun pemerintah. Perpindahan ini berpotensi akan menambah isi kocek PT Telkomsel – yang memang sudah gemuk – dengan sedikitnya Rp 34 triliun setahun.

Uangnya tidak ke mana-mana, PT Telkom sebagai pemilik 65% saham Telkomsel saat ini, masih mendapat bagian dari keuntungan Telkomsel. Bahkan di tahun 2023 ini pembagian keuntungan bagi Telkom bisa lebih besar, karena saham Telkom di Telkomsel akan bertambah dan saham SingTel yang saat ini 35% akan terdilusi dengan masuknya Indihome ke Telkomsel.

Risiko resesi

Penggabungan membuat infrastruktur tetap menjadi milik masing-masing, dan kelak Telkomsel harus membayar penggunaan jaringan kabel dan layanan Telkom, yang akan menjadi sumber pendapatan baru bagi BUMN itu. Dengan ditanganinya Indihome oleh Telkomsel, bisa jadi pendapatan jasa ini akan lebih karena bentuknya yang mampu menaik perhatian masyarakat.

Disatukan dengan Ortbit yang sudah dimiliki Telkomsel, konvergensi ini menawarkan kemudahan bagi pelanggannya, karena satu satu penagihan akan didapat beberapa jenis layanan. Internet cepat, hiburan video, saluran telepon yang mutunya lebih jernih dan jasanya dapat digunakan di mana saja selain di rumah.

Malah penggunanya bisa sampai enam orang atau enam ponsel bersama-sama. “Ini layanan broadband (pita lebar) terbaik dengan biaya yang efisien,” tutur Ririek Ardhiansyah, Dirut PT Telkom.

Merger IndiHome dan Telkomsel melalui inisiatif Fixed Mobile Convergence (FMC) merupakan salah satu strategi PT Telkom menjawab risiko ancaman resesi pada 2023. Tahun 2023, kata Ririek, diprediksi jadi tahun yang sangat menantang khususnya bagi pelaku bisnis dan korporasi dari berbagai sektor industri termasuk telekomunikasi.

Dalam penggabungan FMC ini, semua diuntungkan, baik Telkom maupun Telkomsel, walau secara tunai yang mendapat keuntungan awal adalah Telkomsel. Ini bisa dilihat  dari laporan keuangan Telkom tahun 2022 yang pendapatannya mencapai Rp 147,31 triliun dengan laba konsolidasi sebesar Rp 25,86 triliun.

Sebanyak Rp 28 triliun dari penghasilan Telkom berupa setoran Indihome 9,2 juta pelanggannya.

Saham terdilusi

Tahun 2022, pendapatan Telkomsel dari 156,8 juta – turun dari 177 juta – pelanggannya sebesar Rp 89,04 triliun. Tahun 2023 ini diprediksi Indihome akan menyumbang pendapatan Telkomsel dengan sekitar Rp 34 triliun, dari pelanggan Indihome yang diperkirakan akan menjadi 10,2 juta.

Indihome saat ini menguasai 80% pangsa pasar layanan FMC di Indonesia, sisanya dibagi antara IOH dan XL Axiata. Rata-rata ARPU (average revenue per user – rata-rata pendapatan dari tiap pelanggan) Indihome selama ini Rp 274.000 per bulan.

Masih banyak hal yang harus diselaraskan dengan kebijakan FMC antara kedua entitas ini sebelum merger layanan dilaksanakan. Namun secara teknis, dikatakan tidak ada masalah, Telkomsel pun sudah berpengalaman dalam mengelola Orbit.

Hanya saja, dengan penggabungan kedua layanan ini Telkom juga meminta Telkomsel menerima pengalihan sekitar 600 karyawannya, yang selama ini mengoperasikan Indihome. Permintaan ini yang serius dipikirkan Telkomsel, karena dengan mengelola pendapatan hampir Rp 90 triliun itu, mereka hanya punya  5.400 karyawan.

Masuknya Indihome ke jajaran layanan Telkomsel akan membuat saham SingTel yang saat ini 35% terdilusi, karena saham Telkom yang 65% akan bertambah. Media memberitakan, menurut Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo, pihaknya mengusulkan pengurangan saham SingTel antara 3% sampai 5% dan mereka setuju.

Kesepakatan terakhir, SingTel akan memasukkan modal senilai Rp 2,7 triliun (236 juta dollar Singapura) ke Telkom. Usai integrasi, saham Singtel di Telkomsel dari 35% turun menjadi 30,1% dan saham Telkom naik menjadi 69,9%. *

 

 

 

We will be happy to hear your thoughts

Leave a reply

Sinyal Magazine
Login/Register access is temporary disabled