Indosat HiFi, Jurus Memburu Pasar FMC

Konsumen Indonesia amat unik. Mungkin merupakan konsumen yang lebih bisa mentoleransi kondisi listrik ‘byarpet’ atau air mampet, daripada akses internet lemot.

Di rumah-rumah,  jaringan internet mendadak menjadi vital. Tak apa listrik mati, daripada tanpa dunia maya. Bahkan kadang lebih rela mengeluarkan kocek untuk internet lebih besar daripada pemakaian air atau iuran sampah.

Sekarang satu rumah bisa beragam jenis aktivitas berinternet. Mulai menikmati layanan televisi berlangganan atau streaming video/film, game atau permainan, streaming musik, teleconference atau video call, layanan berita dan informasi. Masih ada lagi akses ke layanan pendidikan dan pekerjaan, browsing maupun belanja melalui e-commerce, dan tentu saja up date media sosial (baik sebagai penikmat maupun pembuat konten).

Belakangan bertambah lagi dengan hadirnya layanan CCTV untuk keamanan. Pasar ini tumbuh amat signifikan. Sejak tahun 2018, rata-rata penjualan perangkat CCTV di Indonesia mencapai 20% per tahun. Sedangkan perangkat ini membutuhkan koneksi internet.

Rumah (termasuk rumah kantor, rumah toko, dan kantor kecil yang digunakan pebisnis UMKM) adalah segmen empuk di kala operator sudah sulit mencari pelanggan retail baru.

Jumlah rumah di segmen kelas atas yang pemiliknya sadar akan pentingnya teknologi informasi dan komunikasi (ICT) juga terus bertambah. Teguh Prasetya, Founder Asosiasi IoT Indonesia (ASIOTI)   mengungkapkan bahwa pada tahun 2019, baru sekitar 1,5 juta rumah di Indonesia yang berstatus smarthome.

Artinya rumah-rumah ini telah memiliki akses internet dan berbagai aktivitas di rumah telah menggunakan digital. Geger pandemi Covid-19 malah mendongkrakkan jumlah smarthome menjadi sekitar 6,5 juta. Dalam dua tahun berikutnya bukan tidak mungkin akan mencapai 12,5 juta rumah pintar.

Era Komersialisasi FMC

Masalahnya bila konsumen harus membuang uang lagi untuk berlangganan internet yang lebih cepat (di atas 50 Mbps) dengan kapasitas akses lebih banyak, justru tidak efisien. Pelanggan perlu kemudahan baik yang dapat digunakan di luar rumah (mobile) maupun di dalam rumah.

Peggabungan antara fixed dan mobile broadband itulah yang diusung oleh  Fixed Mobile Convergence (FMC). Teknologi FMC memungkinkan sebuah layanan komunikasi yang selalu menyala bagi pelanggan yang melakukan aktivitas bergerak maupun tetap.

Indosat HiFi hadir di saat yang tepat ketika permintaan akan internet di kawasan perumahan yang tumbuh. Di sisi lain, Indosat Hifi muncul setelah terjadinya kolaborasi antara Indosat Ooredoo dengan Tri Hutchison Indonesia. Artinya potensi layanan baru ini memiliki peluang memburu pasar yang lebih luas.

Indosat Ooredoo, menurut Kamilov Sagala, SH, MH, Ketua Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Informasi, mempunyai spreading jaringan yang luas. Sementara, menurut Kamilov, Tri Hutchison dikenal menyuguhkan kualitas jaringan yang cepat. Hal itu dibuktikan oleh survei OpenSignal pada periode pengumpulan data Februari hingga Mei 2022, jaringan Tri Hutchison unggul di pengalaman video game dan aplikasi suara.

“Yang saya tahu seperti Tri misalnya malah hadir di 13 kota yang pertumbuhannya bahkan melebihi operator lain,” jelas Kamilov.

Secara umum, keuntungan penggunaan FMC adalah soal kenyamanan. Dengan teknologi tersebut, seseorang cukup memiliki satu nomor yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan. Bahkan jika tidak ingin ribet, bisa dioptimalkan untuk keperluan kantor maupun rumah.

Harapan pelanggan baik korporasi maupun retail yang menginginkan seluruh kebutuhan telekomunikasi dan internetnya terintegrasi itulah yang turut memicu FMC. Bagi operator seluler, FMC merupakan upaya optimalisasi paling tidak dua jaringan yang mereka kelola.

Tidak hanya dua entitas tersebut, FMC juga dapat menumbuhkan peran bisnis lainnya. Sebut saja penyedia jaringan inti, penyedia peralatan, penyedia software yang selama ini identik dengan start up dan UMKM, hingga penyedia layanan pengantaran atau delivery.

Pasar pengguna FMC menurut laporan Fact.MR tampaknya cukup menggiurkan. Tingkat pertumbuhan per tahun selama 10 tahun dari 2021 diprediksi sebesar 15%. Lembaga riset yang bermarkas di Dublin, Irlandia ini memproyeksikan nilainya di 2031 dapat mencapai 15 miliar dolar.

Di sektor retail, FMC menyiapkan berbagai layanan konvergensi. Sebut saja IPTV yang belakangan ini telah mengalihkan televisi konvensional ke berbagai layanan video dan film sesuai kebutuhan (on demand). Menonton Piala Dunia 2022 di Qatar nanti bisa dilakukan di mobile atau aplikasi streaming live. Tentu saja tidak lagi bergantung pada perangkat televisi tetapi juga tablet atau smartphone. Dalam hal ini, bahkan IM3 dan Tri, dua produk IOH retail malah telah menawarkan tarif terjangkau untuk menikmati gelaran sepakbola sejagad empat tahunan itu.

BACA JUGA: IOH Meluncurkan Indosat HiFi buat Segmen Rumahan

Konsumen rumah tangga dapat menyimpan playlist lagu favorit dari aplikasi streaming musik. Kemudian diputar melalui berbagai jenis gadget di rumah, bahkan termasuk konsol game.

FMC berpotensi mengurangi churn pelanggan, berkat layanan yang di-bundling dengan keberagaman pilihan. Bahkan meningkatkan loyalitas pelanggan. Juga berpotensi mengakuisisi pelanggan dari operator lain yang merasa akses jaringan di tempat tinggalnya ternyata lebih baik menggunakan jaringan IOH yang telah terintegrasi.

Di sisi penyediaan jaringan, membuka peluang operator untuk mengurangi biaya investasi (Capex) dan biaya operasional (Opex). Operator dapat mengintegrasikan seluruh jaringan yang ada dan mengoptimalkan pemeliharaan.

Fiber to the Home

Indosat HiFi menggunakan jaringan serat optik dengan backhaul yang langsung ke rumah-rumah atau biasa dijuluki Fiber to the Home (FTTH). FTTH selangkah lebih maju dibandingkan dengan jaringan fiber optic yang hanya menjadi backbone, tetapi sambungan ke pelanggannya masih memakai kabel koaksial dan DSL.

Akses yang seluruhnya terkoneksi oleh serat optik itu membuat performa  jaringan Indosat HiFi kian cepat. Bahkan dapat mencapai kecepatan 100 Mbps. Karena sambungan kabel yang penuh menjamin lebih stabil ketika dihantam gangguan cuaca.

Kecepatan internet 100 Mbps, menurut highspeedinternet.com, termasuk kategori baik. Lebih lanjut situs ini menyebut kecepatan sebesar ini cukup untuk melakukan streaming video berkualitas 4K di 5 perangkat secara bersamaan, atau mengakomodir pemakaian internet di lebih dari 5 perangkat sekaligus. Yang paling penting, mengunduh file sebesar 2-30 GB hanya dalam hitungan detik.

Layanan FMC seperti yang digelar Indosat HiFi memungkinkan munculnya layanan-layanan baru yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Salah satunya adalah penggunaan FUP (fair usage policy). Lewat FUP pengguna dapat tetap menonton atau mengunduh video dan game tanpa khawatir kehabisan kuota atau kecepatan internet yang menurun. Ini penting buat penggemar sepakbola saat menonton digital live World Soccer 2022 esok. (andra nuryadi)

 

 

 

 

We will be happy to hear your thoughts

Leave a reply

Sinyal Magazine
Login/Register access is temporary disabled