Mencari Pendapatan dari Podcast

WWW.SINYALMAGZ.COM – Podcast (dalam bahasa Indonesia disebut dengan siniar) adalah bintang platform digital sepanjang 2020. Kendati di Indonesia kemudian muncul “podcast” dalam format video, namun platform podcast yang sesungguhnya (audio, merupakan akronim iPod broadcasting yang dirancang Apple untuk memperkaya konten audio di perangkat iPod-nya) terus mendaki.

Jajaran puncak podcaster memang masih didominasi oleh para pesohor sebagai ruang baru untuk menjaga eksistensi dirinya di dunia hiburan. Namun podcaster warga biasa juga terus membanyak. Mereka hadir dengan segala kreativitasnya, satu-dua bahkan bersaing dengan kaum selebriti. Mereka harus berjuang dengan kreativitas tinggi dalam menghasilkan konten. Itu makanya mengapa podcaster tertinggi didominasi oleh Rintik Sedu.

Terlepas dari produktivitas dan selebritas para podcaster, platform podcast tengah “mencari” pola dalam model bisnisnya. Belum seperti YouTube atau Facebook, namun aplikasi atau platform seperti Spotify yang menguasai lebih dari 50 persen podcast di dunia telah membayar hak siar bagi podcast-podcast eksklusif. Yang termahal adalah podcast nomor satu sedunia, The Joe Rogan Experience senilai 100 juta dolar.

Seperti kita tahu pendapatan Spotify berasal dari pelanggan berbayarnya yang tercatat telah menembus 150 juta dan pendapatan dari iklan. Tak sulit bagi Spotify untuk membayar hak eksklusif podcast-podcast di seluruh dunia. Bahkan kanal podcast bakal dibuat dengan skema berlangganan layaknya kategori musik.

Sejumlah podcaster mulai memonetisasi dengan model  persis seperti yang dilakukan oleh media konvensional. Pendapatan diperoleh berasal dari advertiser.

Hal ini membuat rate podcast sangat bervariasi. Tergantung kepada siapa membuka harga berapa. Namun rata-rata, seperti di Amerika menggunakan pola CPM (cost per mille), di mana rate iklan podcast sebesar 15 dolar per 1.000 pendengar. Harga ini berlaku untuk iklan jenis pre atau post roll (iklan di awal atau di akhir tayangan) dengan durasi 15 detik. Jika memilih di tengah tayangan atau mid roll untuk 1.000 pendengar senilai 25 dolar. Bahkan ada yang berani mematok harga 50 dolar.

Pendapatan dari sisi ini belum sepenuhnya memikat para pengiklan baik agensi maupun prinsipal. Tetapi podcaster yang sadar konten membuat kebijakan sendiri. Umpamanya dalam bentuk iklan-iklan soft sale yang terintegrasi ke dalam konten. Sejumlah kementerian di Indonesia tampaknya mulai melirik paket yang packaging-nya kira-kira seperti sebuah advertorial. Untuk paket seperti ini belum ada standarisasi, sehingga skema harga bisa suka-suka alias tidak seperti pre roll atau mid roll.

Potensi pendapatan lain adalah melalui paket-paket konten premium. Di Amerika tren ini sudah dikembangkan. Salah satunya adalah apa yang ditawarkan oleh The Last Podcast on the Left. Podcast milik komedian dan produsen  Ben Hissel ini menawarkan kepada audience-nya paket berlangganan mulai 5 dolar sampai 25 dolar per bulan. Cara ini sukses, walaupun memang baru meraup sekitar 12 ribu pelanggan, tetapi dalam satu bulan podcaster satu ini bisa memperoleh pendapatan sampai 65 ribu dolar lebih.

Cara ketiga adalah affiliate sales atau penjualan berbasis afiliasi. Cara ini lebih kurang sama seperti yang banyak dilakukan oleh e-commerce di Indonesia bersama para partner-nya seperti media, blog, atau vlog. Prinsipnya, jika pendengar Anda melakukan aksi atau aktivasi pada link atau iklan brand klien, maka Anda akan memperoleh komisi.

Besarnya komisi tergantung dari ketentuan yang ditawarkan oleh pengiklan atau klien. Di luar itu, ada pula pihak ketiga yang menawarkan jasa afiliasi yang bertugas sebagai middle man. Pihak ini menawarkan jasa perpanjangan tangan pengiklan untuk mengelola akses aktivasi dari pendengar Anda yang tertarik. Salah satunya dan yang cukup besar adalah Audible.com yang dikelola oleh Amazon.

Kunci dari sukses tidaknya affiliate sales adalah pada sekreatif apa konten Anda mampu membujuk pendengar melakukan aksi dan akses. Audible.com bahkan berani memberikan komisi 15 dolar jika pendengar Anda mengakses brand rekanan.

Jadi selama Anda belum menjadi podcast eksklusif, masih ada tiga peluang lain mendapatkan uang dari podcast. Meski memang tidak bisa dilakukan dalam tempo sekejap.

Adakah cara lain?

Ada. Beberapa podcaster di Amerika memanfaatkan kanalnya sebagai sebuah media interaksi untuk menjual produk atau jasa utamanya. Tetapi ini perlu kreativitas super agar konten podcast Anda tidak terjebak menjadi  iklan seperti sebuah program niaga yang kerap menawarkan alat fitness itu. (*)

 

 

 

 

We will be happy to hear your thoughts

Leave a reply

Sinyal Magazine
Login/Register access is temporary disabled