Netflix Club: The Water Man, Wujud Cinta untuk Sang Bunda

SINYALMAGZ RATE: 6,5/10

Pemain: Loonie Chavis, Amiah Miller, Rosario Dawson, David Oyelowo

WWW.SINYALMAGZ.COM – Setiap daerah punya legenda. Legenda adalah karya manusia dalam rupa dongeng turun-temurun dan biasanya memiliki pesan tertentu. Malin Kundang umpamanya, yang bertutur tentang anak durhaka kepada sang ibu. Dalam legenda biasanya berkenaan dengan bentukan ragawi. Kalau Malin Kundang berupa batu yang mirip manusia tengah tidur.

Tak terkesuali di negeri Paman Sam. Legenda juga mengalun dari satu tempat ke tepat lain. Di sebuah kawasan pedesaaan bernama Pine Mills, Oregon umpamanya. Adalah water man alias si pria air, sosok yang digambarkan tinggi besar tinggal di dekat danau yang terletak di belantara Pine Mills. Ia adalah buah dari cerita yang lantas dimanfaatkan untuk memberi peringatan bagi anak-anak nakal.

Di mata seorang bocah berusia 11 tahun bernama Gunner Boone (Lonnie Chavis), water man punya makna lain yang berbeda dengan anak-anak seusianya. Gunner yang pintar dan jagio gambar komik punya maksud lain, yang malah ingin bersua dengan sosok legenda itu.

Ada dua alasan yang membuat Gunner punya niat bertualang. Pertama, sosok pria air belum terlalu meracuni dirinya sebagaimana anak-anak Pine Mills. Yang bahkan oleh seorang remaja putri bernama Jo Riley (Amiah Miller) ia manfaatkan sebagai komoditi cerita dengan segala pencitraan kehebatan petualangannya menemui water man.

Alasan kedua bagi Gunner atau alasan utama adalah niat mulia yang dipersembahkan bagi sang bunda, Mary Boone (Rosario Dawson) yang tengah sakit berat.  Dari sinilah petualangan dimulai. Gunner yang mengetahui pengalaman Jo lantas menyewaya sebagai pemandu.

Namun sebelum itu, Emma Needell, penulis skenario film The Water Man,  mencoba membangun kisah tentang persoalan hubungan antara Gunner dengan ibunya yang harmonis, namun berkonflik dengan sang ayah, Amos Boone (dimainkan oleh sang sutradara David Oyelowo). Amos adalah prajurit marinir yang sempat bertugas di Jepang, dan bersikap dingin kepada anak semata wayangnya.

Situasi meledak ketika Gunner mulai paham kondisi ibunya. “Kebencian”-nya kepada sang ayah yang seolah tak bisa berbuat apa-apa, kabar dari medis yang seolah pesimis, makin membuncahkan dilema anak yang penuh ingin tahu ini.

Situasi tersebut justru memicu Gunner mencari literatur lebih banyak soal penyakit sang bunda. Sayang upaya itu sia-sia. Sampai kemudian di sebuah toko buku, ia menemukan perspektif lain dan itu terkait dengan dongeng The Water Man. sejumlah Perjalanan literasi Gunner membawanya menemukan pria yang diketahui mengetahui kisah sang pria air.

Film bergenre drama petualangan ini berdurasi 92 menit dan telah ditayangkan pada 2020 silam. Film ini sendiri berbiaya rendah, dan sempat muncul di festival film Toronto pada 13 September 2020, yang merupakan penayangan perdana. Baru pada Mei 2021 hadir di sejumlah sinema di Amerika. Hasilnya memang lumayan, meraup 384 ribu dolar. Kemudian oleh Netflix diraih untuk tayang eksklusif.

Dongeng The Water Man berubah menjadi realita di benak Gunner. Kisah si pria air yang memiliki batu keramat hingga ia hidup abadi memperkuat alasan Gunner memburunya. Jika berhasil bukan kah ini bisa menjadi mukjizat penyembuh ibunya. Lagi pula petualangan berburu pria air itu juga dibumbui berbagai kejadian misterius dan mendebarkan.

Namun moral of the story dari film yang melibatkan Oprah Winfrey sebagai produser eksekutif ini, sesungguhnya soal kasih anak atas cinta orang tua. Ikatan cinta mampu meneguhkan anak berbuat lebih dari sekedarnya. Kendati ada pula jenis-jenis orang tua yang sebaliknya membiarkan sang anak ke mana suka, bahkan sampai pergi membawa luka. Tak saja luka hati, tapi juga sebenarnya.

Oh ya, tak ketinggalan cinta antara suami-istri juga disinggung di sini. Bahkan The Water Man rela hidup di belantara dan menjadi legenda karena tak henti menunggu belahan hatinya kembali. (*)

 

 

We will be happy to hear your thoughts

Leave a reply

Sinyal Magazine
Login/Register access is temporary disabled