Open RAN, Teknologi Jaringan Terbaru XL Axiata

SATU teknologi jaringan terbaru dalam industri seluler, Open RAN (radio access network) akan diuji coba XL Axiata untuk merambah kawasan terpencil dan pelosok di Indonesia bagian timur. Teknologi ini dipercaya lebih efisien dari sisi biaya dengan mutu hasilnya yang tetap terjaga dalam melakukan perluasan wilayah layanan.

Kata I Gede Darmayasa, Direktur Teknologi XL Axiata, Open RAN dicobaterapkan di kawasan Ambon, Maluku yang dimulai akhir November hingga akhir Desember 2020. Uji coba dilakukan untuk memahami sejauh mana fungsi dan kapabilitas perangkat dan sejauh mana jika teknologi ini diintegrasikan ke jaringan XL yang sudah ada, serta mekanisme operasional jaringannya.

Teknologi baru ini adalah perangkat akses yang mengadopsi konsep open interface, di mana operator dapat menggunakan kombinasi perangkat radio seperti radio unit dan base band, tanpa terkait pada salah satu merek spesifik. Diharapkan, teknologi baru ini akan mendorong tumbuhnya pemain perangkat radio yang selama ini didominasi beberapa vendor teknologi, yang akhirnya  membantu menurunkan beban perangkat dan operasional yang ditanggung operator.

Open RAN merupakan konsep baru dalam pengembangan teknologi radio yang memisahkan perangkat keras dengan perangkat lunak yang selama ini dipasok tiga vendor besar: Huawei, Ericsson dan Nokia. Selama ini ketiganya ini menyediakan perangkat keras dan perangkat lunak sebagai satu kesatuan.

Perangkat keras yang digunakan Open RAN bisa menjadi komoditas dan menurunkan biaya. Banyak pemain baru seperti Mavenir, Parallel Wireless, dan sebagainya yang sudah berhasil mengembangkan perangkat lunak sesuai standar.

Opsi efisiensi

RAN merupakan komponen utama dari sistem telekomunikasi nirkabel yang menghubungkan perangkat individual ke bagian lain jaringan melalui hubungan radio yang telah berevolusi menjelang 5G. RAN berada di antara peralatan pengguna semisal ponsel, komputer, atau mesin apa pun yang dikendalikan dari jarak jauh, dan menyediakan koneksi dengan jaringan intinya.

Open RAN menawarkan potensi inovasi dan struktur harga yang lebih bersaing, dan,  “Kami berharap bisa memperluas jaringan dengan biaya yang lebih sehat, tetap memberi mutu layanan yang bagus. Efisiensi biaya akan membuat kami mampu memperluas jaringan, bahkan untuk area di pelosok,” kata Gede Darmayusa.

Menurunkan biaya jaringan, katanya, bisa lewat penurunan biaya modal (capex – capital expenditure) dan biaya operasional (opex – operational expenditure), dan meningkatkan trafik. Teknologi baru yang dibangun dengan standar open and disaggregate itu akan membuka lebih banyak pembuat perangkat maupun solusi integrator sehingga XL akan punya banyak opsi dalam memilih vendor dan mengefisienkan capex dan opex.

Gede berharap uji coba akan siap dalam waktu sebulan sebelum dilakukan panggilan pertama melalui jaringan Open RAN dari Ambon ke Jakarta. Jika itu selesai, XL akan melanjutkan ke tahap pilot proyek dengan menempatkan Open RAN di seratusan titik lokasi yang sebagian besar berada di area pelosok di luar Jawa.

XL juga bergabung dengan komunitas Lab Open RAN yang beranggotakan Telecom Infra Project (TIP), GSM Association, Pemerintah Indonesia, TelU (Universitas Telkom), dan operator seluler. Komunitas bertujuan menumbuhkan talenta digital dan ekosistem telekomunikasi yang kuat dan beragam, serta mendorong digitalisasi dan pertumbuhan ekonomi yang diinisiasi Pemerintah RI, TIP dan GSMA. (hw)

 

1 Comment
  1. […] Baca juga: Open RAN, Teknologi Jaringan Terbaru XL Axiata […]

Leave a reply

Sinyal Magazine
Login/Register access is temporary disabled