Kisah Heroik Pasukan Kopaska TNI AL: Menyusup ke Kapal Perang Malaysia dan Mengusirnya

Tanpa banyak membuang waktu, Ismail langsung meluncur dengan perahu karet bermotor menuju kapal Malaysia pertama.

Ia ditemani personel Kopaska bernama Serda Muhadi dan Kelasi Satu Yuli Sungkono.

Begitu mulai mendekati sasaran, Ismail mengambil alih kemudi perahu karet untuk melakukan manuver zig-zag sebagai upaya pengelabuan.

Gerakan ini dilakukan dengan kecepatan tinggi, sehingga menarik perhatian seluruh awak kapal Malaysia yang sudah tampak siaga.

Yakin bahwa konsentrasi seluruh ABK Malaysia tertuju pada gerakan perahu karet, berikutnya giliran rencana Ismail yang berinisiatif naik ke atas geladak kapal Malaysia.

Caranya, dengan terjun menjatuhkan diri (cast) dari sisi yang tidak terlihat oleh pihak Malaysia. Lalu berenang senyap menuju kapal Malaysia.

Agar rencana berjalan dengan lancar, perahu yang pengendaliannya dialihkan kepada Muhadi sengaja “masuk” ke sasaran dari arah haluan lambung kiri.

Perahu karet lalu menuju buritan, untuk selanjutnya memutar dengan cepat ke arah haluan melalui lambung kanan.

Begitu melewati bagian tangga kapal, Ismail diam-diam telah melompat ke atas geladak kapal Malaysia tersebut. Sementara pada saat yang sama, perahu karet tetap meluncur ke arah haluan dengan cepat.

Gerakan itu begitu cepat, sehingga membuat ABK Kapal Malaysia tidak menyadari akan kehadiran Ismail di atas kapal.

Tanpa basa-basi, Ismail pun langsung mendobrak pintu samping kapal. Suara keras dari dobrakan pintu itu membuat salah satu ABK keluar.

“Di mana komandan kapal?!”, suara lantang meluncur dari mulut Ismail.

Dengan wajah ketakutan, ABK Kapal Malaysia itu menunjuk ruang komandan kapal.

Sebelum komandan kapal muncul, Ismail sempat berteriak kepada para ABK Kapal Malaysia yang berada di haluan.

“Sedang apa kamu berada di haluan!”, bentak Ismail.

Bentakan ini mendapat jawaban lirih dari logat Melayu yang begitu kental. Dari jawaban para ABK tersebut, dapat diketahui bahwa mereka sedang bertugas mengawasi meriam.

Artinya, para ABK Kapal Malaysia itu sebenarnya sedang pada posisi siap tempur.

Tak lama kemudian, sang Komandan kapal keluar menemui Ismail.

“Mengapa lego jangkar di sini, dan sedang apa kamu di sini?” bentak Ismail masih dengan nada tinggi.

Sang Komandan pun menjawab bahwa keberadaan kapal adalah hanya sebatas menjalankan perintah. Sebuah jawaban yang begitu normatif.

“Baiklah kalau begitu, saya turun dari kapal ini, segera pergi dari wilayah ini. Kalau tidak, jangkar akan saya putuskan!”, tegas Ismail kepada komandan kapal Malaysia.

Pihak Malaysia sama sekali tidak menduga aksi Ismail dan rekan-rekannya yang bak siluman muncul di siang bolong itu. Pasalanya, mereka bisa mendekati dan naik ke kapal tanpa dibekali satu pucuk senjata pun.

Hal ini pula yang membuat mereka gentar.

 

Halaman selanjutnya:

We will be happy to hear your thoughts

Leave a reply

Sinyal Magazine
Login/Register access is temporary disabled