Pavel Durov, Bos Telegram ke Indonesia

SINYAL.co.id– Muda, ganteng, namanya tengah naik daun. Sejak aplikasi Telegram naik daun, banyak penyuka. Namun belakangan jadi sorotan khususnya di Indonesia, lantaran dianggap menjadi media sosial teroris.

Pavel Durov, dialah orang paling bertanggungjawab atas operasi aplikasi messenger yang ia rilis pada 2013 itu. Rasa tanggung jawabnya itu lantas ia wujudkan dengan datang ke Indonesia. Hari ini (Selasa, 1 Agustus), pria 32 tahun ini hadir menemui Rudiantara, Menteri Komunikasi dan Informatika.

Hadirnya Durov menjadi berbeda. Bandingkan dengan beberapa CEO yang seringkali ogah hadir ketika produk aplikasinya menjadi perbincangan panas di tanah air.

Durov yang berkaus warna hitam bahkan sempat makan siang dengan Chief, sapaan akrab Rudiantara.

Ia lahir dari keluarga perpaduan militer dan akademisi. Kakeknya veteran oerang dunia II, ayahnya seorang doctor di bidang ilmu Philological di St Petersburg State University. Jejak sang ayah ia ikuti, dan berkuliah di tempat sang ayah mengajar.

Yang berurusan dengan dunia matematika dan informatika justru saudaranya, Nicolai Durov.

Pria kelahiran Rusia, 10 Oktober ini justru yang lantas hanyut di industri informatika dengan mendirikan Telegram.

Telegram sendiri semula berkembang di Rusia. Kini telah hadir di platform mobile lewat OS Android, iOS dan WindowsPhone. Sementara di desktop muncul dalam OS Windows, mac dan Linux.

Telegram yang telah menggunakan cloud based  sanggup mengunggah berbagai jenis file (foto, video hingga audio) sampai ukuran sebesar 1,5 GB. Jumlah anggota dalam satu grup pun dapat mencapai 5.000 orang. Itu makanya mengapa banyak kelompok, grup atau komunitas yang lebih menyukai aplikasi ini.

Sebuah pesan di Telegram dapat dienkripsi yang disebut dengan layanan secret chats.

Jumlah penggunanya pun telah mencapai ratusan juta. Sementara jumlah penguna aktif per bulan mencapai 100 juta orang. Telegram juga menampung 15 miliar pesan per hari.

Inilah yang membuat Rusia sangat bangga dengan aplikasi buatan anak negeri. Sampai-sampai ia di negerinya dijuluki Mark Zuckerberg-nya negeri beruang putih itu.

Tahun silam kekayaannya menembus 600 juta dolar. Si vegetarian ini masuk sebagai pemimpin muda usia di bawah 30 tahun di Eropa Utara pada 2014. Tahun ini, ia dapat apresiasi oleh WEF Global Young Leaders.

Kita banyak belajar dari Durev. Tetapi juga layak waspada pada pemakaian Telegram yang mendunia.

Lalu, apa yang dibicarakan dengan Chief RA? Tunggu kabar di sini lebih lanjut.(*)

We will be happy to hear your thoughts

Leave a reply

Sinyal Magazine
Login/Register access is temporary disabled