Review Netflix: AKA, Ada Persekongkolan Prancis di Sudan

SINYAL RATE: (7 DARI 10)

GENRE: ACTION ADVENTURE

CASTING: ALBAN LENOIR, ERIC CANTONA, THIBAULT DE MONTALAMBERT,  KEVIN LAYNE

WWW.SINYALMAGZ.COM – Bom meledak di hotel Etoile Prancis. Prancis gempar. Kementerian Dalam Negeri Prancis menetapkan teroris Sudan sebagai pelakunya. Dan, dengan sigap lantas diumumkan pelaku bernama Moktar Al Tayeb (Kevin Layne), warga Sudan yang diduga berada di Paris.

Menteri Marconnet yang bertanggungjawab atas insiden ini tak tinggal diam. Apa lagi presiden Prancis memintanya untuk lekas membereskan tragedi tersebut. Marconnet (Philippe Resimont) menyerahkan pencarian Al Tayeb kepada intelijen.

Kepala intelijen (Thibault de Montalembert) memutuskan menjalankan misi khusus dengan mengutus mesin pembunuhnya bernama Adam Franco (Alban Lenoir) yang kenyang bertugas di Timur Tengah dan Afrika.

Tak gampang memburu Al Tayeb. Kecuali bisa masuk ke kelompok mafia narkoba yang dipimpin Victor Pastore (Eric Cantona). Informasi intelijen menyebutkan ada relasi antara Al Tayen dengan keompok itu.

Maka menyusup lah Franco menjadi anak buah sekaligus bodyguard bagi keluarga Pastore. Kisah kemudian berforkus ke Franco dengan segala sisi humanis sekaligus kemampuan sebagai pembunuh hasil dari proses intelijen yang ia lakukan bertahun-tahun.

Lika-liku cerita AKA kemudian tidak melulu tentang gebuk-gebukan. Namun juga membaurkan relasi antarmanusia, termasuk pesan di balik kerasnya manusia yang ditempa oleh perjalanan hidup terdapat kelembutan.

AKA  juga menunjukkan kualitas –baik cerita maupun visual- film-film Prancis yang setara dengan produk Hollywood. Dari sisi cerita, AKA menyimpan alur yang tak gampang ditebak selayaknya Bourne Identity, juga cuplikan keterlibatan Prancis di Sudan.

Sudan yang dilanda perang saudara tak berkesudahan adalah negeri muslim dengan daya tarik yang membuat orang-orang di benua biru hadir di sana. Apa lagi kalau bukan kekayaan emasnya yang melimpah. Pada 2022 bahkan produksi emas Sudan memcahkan rekor dari yang selama bertahun-tahun dihasilkan.

Maka jika ada intrik orang-orang Eropa termasuk Prancis sangat masuk akal. Hingga melibatkan para senator, pejabat dan petinggi lainnya bermufakat dengan bos-bos di Sudan. Jika ini fakta, maka penulis film AKA (yang salah satunya sang tokoh utama Alban Lenoir) sukses mengemasnya menjadi fiksi.

Kemudian diolah oleh sang sutradara, Morgan S. Dalibert (juga penulis cerita) dicecerkan satu-satu persatu hingga Anda akan menemukan potongan-potongan dan relasi antar kejadian.

Franco yang boleh lah disebut “bad ass” (tetapi tak urakan seperti Will Smith di Bad Boys) dikemas dalam dua sisi, keras dan lembut. Soal lembut itu terasa benar lewat berbagai adegan yang membawanya menjadi teman anak angkat Pastore. Bahkan Franco seolah menjadi pahlawan di mata kedua anak Pastore yang kehilangan perhatian dari orang tuanya.

Duet penulis Morgan – Alban, menjahit sisi-sisi lain dari orang yang disangkakan sebagai teroris, juga kelicikan orang-orang politik yang berada di tubuh pemerintahan Prancis. Namun kunci dari persekongkolan pejabat (baik mengeri maupun intelijen) terkuak berkat foto yang jadi barang bukti dari persekongkolan oknum pejabat.

Kendati media Prancis tetap bersikap bahwa ada teroris dan pejabat yang saling bermufakat jahat. Seperti hendak menetralisir bahwa keduanya adalah orang-orang jahat.

Bobot kisah banyak bertumpu di mafia Pastore. Termasuk buruknya hubungan antara Pastore dan istrinya. Untung akting Eric Cantona, legenda Manchester United di era 90-an itu layak diacungi jempol. Sekadar info, Cantona kini berprofesi sebagai aktor dengan bekal beberapa film.

Aka disudahi dengan beberapa hal yang tak terduga. Namun menjelaskan sosok dan relasi antarkarakter. Dibuka dengan dar-der-dor, dipungkasi lewat adegan humanis, pertemanan dua anak manusia kotor dengan bodyguard-nya yang keras tapi menyimpan kelembutan. (an)

We will be happy to hear your thoughts

Leave a reply

Sinyal Magazine
Login/Register access is temporary disabled