Serpak Terjang Vendor Smartphone Dunia

sinyal.co.id

Serpak terjang vendor ponsel berbeda-beda, ada yang berjalan mulus, ada pula yang tersendat lalu tutup.

Serpak terjang vendor ponsel berbeda-beda, ada yang berjalan mulus, ada pula yang tersendat lalu tutup.

Kelakuan manufaktur ponsel kelas dunia sejak dulu semua mirip. Mereka sombong dan tidak percaya bahwa dalam waktu dekat bisa tumbang jika tidak menyesuaikan diri dengan perubahan. Mereka yakin merekalah yang memimpin perubahan itu.

Sejarah mencatat bagaimana airmata penyesalan bercucuran ketika Siemens tumbang pada tahun 2005-2006, disusul Nokia yang melegenda tak lama kemudian, lalu Motorola dan merek-merek lain. Mereka yang inovatif pun, semisal Sony, sudah diambang kehancuran jika tidak segera menyelamatkan diri.

Tak ada suara lagi dari ponsel produk Jerman, Siemens, yang jaya pada awal layanan telepon nirkabel muncul pada akhir dekade 80-an, Ericsson apalagi. Dari keduanya, di sisi manufaktur jaringan telekomunikasi, hanya Ericsson asal Swedia yang masih aktif melayani dunia meski mulai rugi besar.

Nokia dari Finlandia yang inovatif pada awalnya hanya bertahan sekitaran 20 tahun, dikalahkan oleh ponsel produk Asia – Korea – yang boleh dikata genit, Samsung dan LG. Konon kini LG pun sudah limbung, sementara Nokia masih diproduksi dalam seri yang minim, seperti halnya Motorola asal Amerika yang mencoba bangkit.

Siemens dan Ericsson sudah berkutat di dunia telko sejak zaman teknologi kabel akhir abad 19 itu sangat kental pada nuansa teknologi dan tidak percaya bahwa desain bisa menaikkan produksi. Nokia yang muncul akhir dekade ’80-an berhasil melibas desain kaku a la Jermannya Siemens, dianggap mustahil tumbang, karena Nokia yang memulai istilah hape sejuta umat.

Roda nasib di persaingan ponsel ternyata berputar lebih cepat, posisi di atas segera saja berputar menurun, dan di Asia pun Huawei sudah mulai muncul menantang Samsung setelah melibas saudara senegaranya, ZTE dan merek-merek kecil lainnya. Samsung dan Huawei kini raja dan ditantang merek baru yang mencoba menjegal, semisal Oppo dan iPhone.

Penantang sejak Samsung masuk ke dunia ponsel, semua mengandalkan Android, hal yang tidak dapat dimengerti oleh pembuat ponsel Eropa ataupun Amerika Utara (Apple dan Motorola serta BlackBerry). Tak lama lagi teknologi yang lebih ramah, cepat dan lebih aman, bisa jadi akan melibas Android, padahal BlackBerry baru terbangun dari ketidaksadarannya bahwa mereka tidak bisa menolak Android untuk produknya.

Siemens tumbang karena desain a la pansernya membuat muak masyarakat, Nokia tumbang karena tidak percaya Android akan mengalahkan teknologi yang digunakannya dan bilang tidak efisien soal kartu kembar SIM. BB sama dengan Nokia dan Motorola mulai coba mengejar ketinggalannya dan entah apakah mereka bisa lagi duduk di singgasana lamanya.

Hendro

We will be happy to hear your thoughts

Leave a reply

Sinyal Magazine
Login/Register access is temporary disabled