Tiga Tipe Artificial Intelligence, Tiga Industri Bakal Terganggu

WWW.SINYALMAGZ.COM – Sejak munculnya ChatGPT mendadak teknologi artificial intelligence (AI) banyak jadi perbincangan. Terutama bidang-bidang yang berkaitan dengan urusan teks, penulisan maupun konten. Apa lagi kemudian Google menyatakan telah menyiapkan Bard, layanan serupa yang terlepas dari Google Search Engine, maka persaingan AI semakin memanas.

AI berbasis data yang semakin terus bertambah di berbagai ruang digital. Kemudian oleh insinyur IT beserta analis data diolah menggunakan algoritma yang diperlukan untuk memproduksi sesuatu sesuai tujuan dan keperluannya. Sebagai contoh ada pada data digital yang terdapat di cloud (berbasis teks, visual, audio hingga video) –ini yang oleh Google, Yahoo, dll dikelola dan kemudian keluar layanan mesin pencari- dikembangkan lebih jauh dari sekadar data yang dapat dicari di search engine.

Search engine yang sebenarnya kompleks kini dianggap layanan sederhana. Sementara AI lebih advance dan memiliki kelebihan membuat kluster-kluster data yang diperlukan oleh konsumen. Ini yang lalu disebut sebagai AI generatif.

Jadi boleh disebut sebenarnya AI merupakan tahap lanjutan dari search engine. AI sendiri jika dikelompokkan terdiri atas 3 tipe, antara lain;

ARTIFICIAL NARROW INTELLIGENCE (ANI)

Ini merupakan AI tahap pertama yang disebut mesin pembelajaran. Karena itu solusi yang ditawarkan terspesialisasi pada satu hal dan hanya menyediakan satu problem solving.

ARTIFICIAL GENERAL INTELLIGENCE (AGI)

AGI adalah kelanjutan dari ANI. Mesin sudah mulai cerdas bahkan komputasi kecerdasannya melebihi manusia di berbagai aspek. Sehingga solusi yang ditawarkan beragam bahkan sesuai dengan permintaan.

ARTIFICIAL SUPER INTELLIGENCE (ASI)

Ini adalah tahap ketiga, yang tertinggi. Dijuluki sebagai mesin yang lebih “sadar” alias memiliki kemampuan kecerdasan melebihi manusia yang terpintar. Layanan AI di tahap ini masih sangat minim.

Kendati demikian, baik Google maupun OpenAI menyatakan bahwa tidak sepenuhnya AI yang mereka buat sudah sempurna. Mereka mengakui masih banyak kesalahan merespon.

AI di mata Goldman Sachs tak kurang dari 300 juta pekerjaan akan digantikan oleh AI. Atau dengan kata lain sebanyak 18 persen pekerjaan di dunia bakal dapat diotomatisasi.

Jika dikluster setidaknya terdapat 3 bidang pekerjaan yang akan paling banyak terkena pengaruh, antara lain;

PERBANKAN DAN KEUANGAN

Bank sudah mulai memasukkan AI ke dalam model bisnis mereka. Menurut Cambridge Center for Alternative Finance dan World Economic Forum sebanyak 56% bank mengklaim bahwa mereka telah menerapkan teknologi ke dalam domain bisnis mereka seperti manajemen, dan 52% mengklaim bahwa mereka telah menggunakannya untuk menghasilkan pendapatan. AI akan berpotensi “memantau transaksi” untuk memberikan nasihat keuangan terperinci tentang penghematan dan pengeluaran.

Sementara itu Morgan Stanley telah mulai menggunakan chatbot yang diberdayakan oleh OpenAI untuk mengatur basis data manajemen kekayaannya, membantu penasihat menarik data dan penelitian dengan lebih efisien.

World Economic Forum juga memperkirakan AI akan membawa tiga perubahan pada divisi keuangan: pemutusan hubungan kerja, penciptaan lapangan kerja, dan peningkatan efisiensi. Selain itu, mereka memperkirakan pada tahun 2027, 23% pekerjaan di sektor keuangan China akan digantikan oleh AI.

LAYANAN HUKUM

Di Amerika, ChatGPT dijadikan sebagai rujukan untuk memperkuat argumentasi hukum berbagai kasus. Termasuk tentang pelarangan pernikahan sesama jenis. Di sisi lain layanan hukum dari biro hukum mulai menggunakan AI yang dipergunakan untuk membantu para pencari keadilan yang tidak mampu secara finansial.

Layanan hukum berbasis AI akan membantu mereka untuk memperoleh wawasan dan bahan advokasi. Startup Lawgeex kini menggunakan AI, yang memiliki layanan yang membaca kontrak lebih cepat. Bahkan mereka klaim lebih akurat daripada manusia.

MEDIA
Wartawan berbagai media seperti Business Insider, CNET dan CNBC telah menggunakan ChatGPT untuk menulis berita, meskipun sering dikritik karena mengandung informasi palsu. Pada bulan Januari, CEO BuzzFeed Jonah Peretti mengumumkan perusahaan akan mengandalkan ChatGPT untuk mempersonalisasi konten dan meningkatkan kuis. Keputusan ini membuat banyak karyawan terutama wartawan kecewa.

Kristian Hammond seorang ilmuwan Natural Science yang dilansir BBC mengatakan bahwa 90% berita akan ditulis oleh mesin. (an)

 

 

 

We will be happy to hear your thoughts

Leave a reply

Sinyal Magazine
Login/Register access is temporary disabled