7 HAL PENTING SMARTPHONE ANDROID ONE

Android One, proyek Google untuk pengguna pemula

Android One, proyek Google untuk pengguna pemula

Proyek Android One digagas Google setahun silam. Sebagai penanggung jawab ditunjuk Sundar Pichai, VP Google. Visi Google akan proyek ini adalah meraup 1 milyar pengguna baru, setelah sukses merilis seri-seri Nexus. Tidak heran jika Google begitu bersemangat mengajak khususnya vendor-vendor lokal yang selama ini dikenal lebih memahami bagaimana kondisi market di negaranya.
Pichai melihat peluang di tiga negara dapat dijadikan sebagai pilot project, yaitu India, Indonesia dan Filipina. Tiga negara ini dianggap memiliki daya beli yang lebih tinggi. Tiongkok tak dipilih mengingat di negeri ini sudah tumbuh pasar yang serupa dengan target pasar Android One. Industrinya juga sudah tumbuh, sebut saja Xiaomi yang memiliki produk di kelas Rp 1 – 1,5 jutaan.
Konsorsium dibentuk, salah satu operator yang sangat berminat adalah Airtel, India. Mediatek dan Qualcomm ikut serta. Namun sampai saat ini, baru Mediatek yang telah merilis chipset sesuai dengan kebutuhan ekonomi para pabrikan lokal. Qualcomm belum terdengar mengeluarkan produk yang harganya miring atau setara dengan kompetitornya asal Taiwan itu.
Beberapa nama brand yang bergabung dengan konsosrsium di antaranya Micromax,  Xolo, Spice, dua nama asal India yang dikenal sebagai vendor lokal. Meski Spice telah pula mengekspor ke berbagai negara. Termasuk Indonesia, yang berjoin dengan Nexian. Kendati kelihatan hanya produk lokal, namun brand global tak mau ketinggalan ikutan, antara lain Asus dan HTC. Tetapi kedua pabrikan ini belum pula melepas seri Android One.
Walau ada konsorsium, namun Android One terbuka untuk manufaktur apa pun bergabung. Di Indonesia, Mito dan Evercoss yang mengambil inisiatif dan telah merilis satu produk. Antara lain Mito Impact dan Evercoss OneX. Ditambah Nexian yang merilis Journey One.
Android One sebenarnya tak ubahnya Nexus, hanya dikemas lebih untuk pengguna pemula. Adapun Google memberikan persyaratan sebagai berikut;

#1. Menggunakan OS Terbaru (sekarang sih Lollipop)
Seperti sudah Anda tahu, tiga produk yang telah beredar di tanah air bisa disebut sebagai smartphone barisan awal yang menggunakan Lollipop. Ini seperti bersaing dengan brand-brand global kelas highend. Sementara beberapa di antaranya bahkan masih memakai KitKat. Tak heran pengguna Android One seperti dimanjakan oleh Google layaknya Nexus. Selain itu, dijamin dapat prioritas update OS.

#2. Prosesor Quad Core
Google juga membuat syarat untuk prosesor dengan konfogurasi empat inti (quad core). Harapannya agar kinerja smartphone bekerja dua kali lipat lebih baik. Selain itu, dengan konfigurasi ini persoalan baterai yang kerap drop khususnya oleh smartphone dual core bisa diatasi.

#3. Dual SIM
Hampir semua produk lokal dilengkapi dengan SIM ganda. Android One pun memberlakukan hal serupa. Dual SIM stand by dianggap sebagai sebuah value, dibandingkan dengan produk-produk global yang hanya menyertakan single SIM card. Dua kartu SIM juga memberikan pilihan kepada pengguna untuk menjadi pelanggan lebih dari satu operator. Pada akhirnya, pemakaian data yang membutuhkan kestabilan dan kecepatan jaringan membuat operator harus mengantisipasi demi memberikan jaringan terbaik. Konsumen bisa menilai mana operator yang jaringannya cepat dan stabil.

#4. Memori Eksternal
Faktor ini juga tertuang dalam master plan Android One. Google telah mengantisipasi di mana pemakaian data yang berakibat pada begitu banyaknya file per pengguna tak cukup hanya mengandalkan memori internal. Apalagi jika peran smartphone telah menggantikan music player, kamera, dll. Secara konvensional memori eksternal jauh lebih penting ketimbang menawarkan layanan cloud storage.

#5. Dual Camera
Fotografi telah berkembang jauh lewat perangkat mobile. Selain perangkat self portrait (yang menginspirasi selfie) kemudian berkembang sebagai perangkat dokumentasi dalam hal apapun. Termasuk keperluan pekerjaan, seperti petugas survei. Dua kamera bermakna kemudahan dan mengakomodir lebih banyak memotret dengan angle apa pun.

#6. Layar 4,5 Inci

Ini juga persyaratan yang diminta Google. Seluas minimal berukuran diagonal 4,5 inci. Rasanya tak sulit bagi banyak vendor, mengingat hampir semua produk kelas menengah pun minimal berukuran serupa.

#7. Harga di Kisaran 100 Dolar

Katakan kurs  rupiah sekarang terhadap dolar Rp 12.500, maka harga paling mahal adalah Rp 1,25 juta. Dengan harga sebesar ini, diharapkan Android One semakin mudah dibeli. Nyatanya, Mito dan Evercoss saling beri diskon, tuh. Jadi bisa ditekan lagi harga di atas. (*)

We will be happy to hear your thoughts

Leave a reply

Sinyal Magazine
Login/Register access is temporary disabled