sinyal.co.id
Memulai merilis tablet Pixel C, sebenarnya tanda-tanda itu sudah terlihat.
Oktober 2015, mendadak Google merilis tablet Pixel C yang menggunakan Marshmallow. Ini adalah tablet pertama yang berjejal Android v6.0 Marshmallow di seluruh dunia. Ditenagai oleh NVidia Tegra X1, Pixel C rada kurang sukses penjualan di pasar. Bisa jadi juga lantaran tren penjualan tablet sedang kurang bergairah. Apalagi tablet dengan ukuran layar 10 inch.
Tetapi buat Google, ini adalah untuk pertama kalinya merilis tablet sendiri. Sebelumnya ada Nexus 9 tetapi manufakturnya dilakukan oleh HTC. Pixel C kemudian dikemas sebagai produk 2in1 device yang tahun silam mendorong penjualan laptop.
Rumor berhembus kencang pada awal September, di saat Apple merilis iPhone 7 dan Samsung dirindun malang Galaxy Note7. Adalah nama Google Pixel.
Google Pixel yang diusung bukan lagi Pixel C. Melainkan smartphone Pixel. Sebenarnya sudah bisa diendus, ketika LG merilis seri V20. Tampak benar gelagat Google yang tidak serius lagi meneruskan Nexus. Google malah membebaskan LG menggunakan nama sendiri, bukan lagi Nexus.
Seperti Anda tahu, nama Nexus identik dengan eksklusivitas. Nexus adalah smartphone pilot yang harus membawa proyek upgrade sistem operasi Android. Diposisikan di kelas high-end. Makanya, partner Google selalu produsen kelas kakap, macam Samsung, Motorola, HTC, juga LG. Brand pilihan Google yang harus rela memakai nama Nexus.
Tahun ini Google tampil sendiri. Produk gresnya adalah Pixel yang bakal dirilis dalam dua varian; Google Pixel dan Google Pixel XL. Statusnya sama seperti Nexus, high-end dan tentu saja karena sarat teknologi hardware dan software, harganya pun di atas rata-rata alias mahal.
Tak ada kabar lagi keberlanjutan Nexus. Boleh jadi, Anda harus mengucapkan selamat tinggal untuk Nexus next generation.
Andra
