Kisah Ilse Koch, Wanita “Penyihir” Yang Dijadikan Simbol Kekejaman Nazi

SINYALMAGZ.com – Nama-nama seperti Adolf Hitler atau Heinrich Himmler mungkin sangat terkenal sebagai pemimpin Nazi yang kejam dengan aksi genosida-nya terhadap ras Yahudi selama Perang Dunia II.

Namun tahukah kamu, tidak hanya dua orang itu saja yang terkenal dengan kekejamannya.

Ada seorang wanita bernama Ilse Koch. Dan karena kekejamannya, ia pun sampai dijadikan sebagai simbol kekejaman Nazi Jerman kala itu.

Dikutip dari Britannica.com, Minggu (3/2/2019), wanita yang dijuluki oleh pihak Sekutu sebagai “The Witch/Bitch of Buchenwald” atau Penyihir/Sundal dari Buchenwald itu memiliki nama asli Margarete Ilse Kohler, lahir pada 22 September 1906 di Dresden.

Sejatinya, Ilse Koch termasuk wanita cerdas. Ia berhasil masuk sekolah akuntanis, di mana saat itu sangat jarang perempuan bisa mengenyam pendidikan di sana.

Sebelum bergabung dengan Nazi pada tahun 1930, Ilse bekerja sebagai staf buku.

Bergabung dengan Nazi membuat Ilse mengenal para tokoh-tokoh politik Jerman. Ia juga dekat dengan seorang simpatisan Nazi bernama Karl Otto Koch. Keduanya lantas menikah di tahun 1936.

Karl Otto merupakan Komandan Kamp Konsentrasi Sachsenhausen, yang kemudian dipindah ke kamp Buchenwald.

Ilse Koch

Lambat laun Ilse Koch pun mulai terlibat campur tangan atas praktek genosida tahanan di kamp konsentrasi Buchenwald bersama sang suami.

Langkah pertamanya sebagai “kepala kamp gadungan” Buchenwald adalah merampas harta para tahanan Yahudi.

Harta hasil rampasan itu kemudian digunakan Ilse untuk membangun sirkuit pacuan kuda indoor serta segala kehidupan mewah.

Soal kekejaman, Ilse Koch amat sangat mengerikan. Ia pernah memaksa tahanan melakukan adegan seksual tidak senonoh demi kepuasannya belaka.

Bahkan, dirinya memberlakukan hukuman tembak mati bagi tahanan yang berani menatap ke arahnya.

Namun, kekejaman Ilse Koch yang sangat menakutkan adalah, ketika dirinya mengoleksi sampul buku, sarung tangan, dan kap lampu yang konon terbuat dari kulit manusia!

Saat menjalani persidangan Pengadilan Nuremberg, para saksi mengatakan bahwa Ilse Koch kerap naik kuda berkeliling ke kamp-kamp untuk menyisir siapa saja tahanan yang memiliki sebuah tato tertentu.

“Ia punya keinginan membuat kap lampu dari kulit manusia.”, ujar Kurt Glass, mantan tahanan yang pernah dipekerjakan di kebun milik Ilse Koch.

“Suatu hari, di Appelplatz, kami dipaksa membuka pakaian. Mereka yang punya tato dibawa ke depan Ilse, dan ia memilih salah satu yang disuka.”

“Orang itu dibunuh, dan kulitnya dibuat kerajinan kap lampu.”

“Ilse juga mengawetkan organ dalam tahanan yang sudah dibunuhnya untuk dijadikan benda memorabila di rumahnya.”, tambah Kurt Glass, seperti dikutip dari allthatsinteresting.com.

Setelah Perang Dunia II berakhir, Ilse Koch pun dicari dan ditangkap oleh Sekutu untuk diseret ke pengadilan kejahatan perang pada tahun 1947.

 

Halaman selanjutnya:

We will be happy to hear your thoughts

Leave a reply

Sinyal Magazine
Login/Register access is temporary disabled