Netflix Film Club; Metal Lords, Menghidupkan Metal dari Sekolah

Sinyal Rate: 7 dari 10

Genre: Drama

Pemain: Jaeden Martell, Adrian Greensmith, Isis Hainsworth, Noah Urrea

WWW.SINYALMAGZ.COM – Tidak dikemas sebagai film drama musical, tetapi sarat oleh tembang-tembang heavy metal band ternama. Ada Tom Morello (gitaris Rage Against The Machine dan Audioslave), sebagai produser merangkap figuran. Maka jadilah film rilisan terbaru Netflix berjudul Metal Lords ini memicu kembali aura metal sebagai salah satu genre musik rock.

Maka ketika gerungan heavy metal dihembuskan oleh anak SMA kekinian di zaman musik condong ke pop ibarat pohon kelapa di antara belantara kelapa sawit. Muncul sendiri, tidak tren, dan jauh dari fans.

Bermula dari bangku sekolah, dua sohib kental Kevin (Jaeden Martell) si penggebuk drum bertampang culun dan Hunter (Adrian Greensmith) gitaris bertongkrongan metal tengah dilanda kegalauan. Hunter mencoba menggiring Kevin memilih jalur rock khususnya heavy metal.

Bagi Hunter, metal tidak hanya sekadar baju. Tetapi juga membawa spirit. Sementara Kevin, bukan tak keberatan namun benaknya bertanya-tanya siapa segmen musik metal di hari ini.

Di sisi lain, duo ini juga memerlukan personel lain. Untuk melengkapi sisi musikalisasi, band mereka butuh pemain bass. Tak mudah, tetapi ada potensi dari seorang perempuan nerd di sekolah bernama Emily (Isis Hainsworth). Masalahnya, cewek yang punya penyakit mental meledak saat ditekan itu, hanya jago instrumen cello.

Maka, pertanyaan berikutnya, mana mungkin bebunyian dawai dari cello nyampur dengan gerungan gitar Hunter. Kedua, bagi Hunter, metal adalah simbol lelaki sejati. Masuknya perempuan, boleh jadi mengidentikkan band mereka sebagai metal homoseksual.

Pencarian dan konflik pertemanan bersatu padu menghias kisah calon band metal ini. Padahal jika mereka mau eksis, maka wajib mengikuti festival band sekolah bertajuk Battle of the Bands.

Celakanya sekolah itu sendiri punya band favorit yang menyodorkan musik pop masa kini. Kekosongan pemain drum bahkan diisi oleh Kevin yang tengah berkonflik dengan Hunter. Itupun lantaran Kevin tergiur oleh rayuan Clay (Noah Urrea), seteru Hunter di dunia band sekolah.

Metal Lords berbeda kisah dengan School of Rock kendati sama-sama mengusung genre rock. Metal Lords cenderung lebih realistis, khas anak-anak band yang sedang membangun kesenyawaan jiwa bermusik.

Sejumlah tembang heavy metal menyeruak seiring dengan perjalanan cerita. Beberapa di antaranya; Metal Gods (Judas Priest), Pain Killer (Judas Priest), War Pig (Black Sabbath), the Trooper (Iron Maiden), From Whom The Bell Tools (Metallica), hingga lagu dari grup metal generasi baru Avanged Sevenfold (Hail the King). Sebuah lagu juga disemburkan yang merupakan soundtrack orisinil Metal Lords berjudul Machinery of Torment.

Sepintas Anda pasti bisa menebak ke mana arah cerita. Sedikit adegan yang bikin senyum jadi bumbu lucu. Misalnya ketika ibu guru protes karena nama band Skullfucker sungguh tidak bagus dan bisa berakibat dicoret dari festival. Kemudian dicoret diganti jadi Skullflower.

Namun harus diberi acung jempol buat Tom Morello cs yang bukan pertama kalinya hadir di dunia film. Metal Lords, kendati kisahnya minim dramatika yang jatuh-bangun, seolah membangkitkan bahwa heavy metal masih ada. Dan, anak-anak generasi Z punya referensi (minimal mendengarkan) lagu-lagu heavy metal di era ’80-an dan ’90-an. (*)

We will be happy to hear your thoughts

Leave a reply

Sinyal Magazine
Login/Register access is temporary disabled