Review Kamera Sigma BF, Retro Modern Minimalis

WWW.SINYALMAGZ.COM – Sigma BF adalah kamera mirrorless full-frame yang dirilis pada April silam. Sigma BF menawarkan pendekatan radikal dalam desain dan pengalaman fotografi. Dengan konsep “beautiful foolishness” yang terinspirasi dari filosofi Jepang.

Tak heran kalau kamera ini mengusung desain minimalis dan antarmuka intuitif untuk memfokuskan pengguna pada esensi fotografi yakni menangkap momen dengan sederhana dan penuh makna. Pemilihan bahan solid dengan sentuhan kelir yang sederhana makin mengokohkan diferensiasinya.

Sigma BF menawarkan antarmuka yang sangat sederhana, dengan kontrol langsung untuk kecepatan rana, aperture, ISO, kompensasi EV, dan mode warna melalui dial dan layar sentuh. Sistem menu dual-layer dirancang untuk meminimalkan gangguan, memungkinkan pengguna fokus pada komposisi

DESAIN

Sigma BF tampil dengan desain yang sangat berbeda dari kamera mirrorless pada umumnya. Dibuat dari satu blok aluminium melalui proses penggilingan selama tujuh jam di pabrik Sigma di Aizu, Jepang, kamera ini memiliki bodi unibody yang kokoh dan elegan.

Bentuknya menyerupai trapesium dengan sudut-sudut sedikit melengkung, memberikan kesan premium dan modern. Beratnya yang hanya 388g (tanpa baterai) menjadikannya salah satu kamera full-frame paling ringkas, bahkan mengalahkan Panasonic Lumix S9 dalam hal dimensi dan bobot.

Desain minimalis ini bukan hanya soal estetika. Sigma sengaja mengurangi jumlah kontrol fisik menjadi hanya tiga tombol haptic, satu dial, tombol rana, dan tombol daya. Tombol haptic memberikan respons sentuhan yang presisi, menggantikan tombol mekanis konvensional untuk daya tahan lebih lama.

Layar sentuh 3.15 inci dengan resolusi 2.1 juta titik mendukung navigasi yang intuitif, sementara layar status sekunder menampilkan pengaturan penting seperti ISO, kecepatan rana, dan aperture tanpa mengganggu tampilan live view.

Namun, desain ini juga memiliki kompromi. Tidak adanya electronic viewfinder (EVF) menjadi kelemahan bagi sebagian fotografer, terutama dalam kondisi cahaya terang. Selain itu, bodi tanpa grip konvensional dan tepi yang tajam dapat membuat pegangan kurang nyaman untuk penggunaan lama, meskipun thumb rest di bagian belakang cukup membantu.

FITUR FOTOGRAFI

Sigma BF dirancang untuk fotografi sehari-hari, bukan untuk kebutuhan profesional seperti olahraga atau satwa liar. Sensor full-frame 24.6MP menghasilkan gambar dengan detail tajam, rentang dinamis yang baik, dan performa low-light yang mengesankan.

Autofokus hybrid dengan deteksi fase mendukung pelacakan subjek (manusia, anjing, kucing), yang merupakan peningkatan signifikan dibandingkan Sigma fp sebelumnya.

Kecepatan pemotretan maksimal 8fps tergolong standar, namun kecepatan pembacaan sensor 24.8ms (1/40 detik) menunjukkan bahwa kamera ini menggunakan mode baca 12-bit, yang sedikit mengurangi rentang dinamis pada ISO dasar.

Efek rolling shutter juga dapat terlihat saat memotret subjek yang bergerak cepat atau di bawah cahaya buatan. Selain itu, absennya rana mekanis membuat kamera ini tidak cocok untuk fotografi dengan flash.

Salah satu daya tarik Sigma BF adalah mode warna kreatifnya, seperti Rich, Calm, Powder Blur, Warm Gold, dan Sunset Red, yang memungkinkan pengguna menciptakan tampilan unik langsung dari kamera. Mode ini sangat cocok untuk fotografer yang ingin bereksperimen dengan estetika tanpa banyak pasca-pemrosesan.

File DNG RAW juga memudahkan pengeditan, memberikan fleksibilitas bagi pengguna yang ingin menyesuaikan hasil lebih lanjut.

FITUR VIDEOGRAFI

Meskipun Sigma BF lebih diarahkan untuk fotografi, kamera ini menawarkan kemampuan video yang cukup solid. Dengan dukungan perekaman 6K 30fps, 4K 30fps, dan Full HD hingga 120fps, kamera ini mampu menghasilkan footage berkualitas tinggi dengan opsi L-Log untuk color grading. Format HEVC memastikan efisiensi ukuran file tanpa mengorbankan kualitas.

Namun, ada beberapa keterbatasan. Stabilisasi hanya tersedia secara digital (dengan crop signifikan), dan tidak adanya port mikrofon atau headphone terpisah (hanya USB-C untuk mikrofon eksternal) membatasi penggunaan untuk videografi profesional.

Dua mikrofon internal menghasilkan suara stereo yang layak, tetapi tanpa opsi windscreen, kualitas audio bisa terganggu di lingkungan berangin.

MEMORI

Salah satu fitur paling inovatif dari Sigma BF adalah penggunaan SSD internal 230GB, menggantikan slot kartu memori tradisional. Kapasitas ini cukup untuk menyimpan sekitar 14,000 file JPEG, 4,300 file RAW, atau 2.5 jam video 6K.

Data ditransfer melalui port USB-C dengan kecepatan 10Gbps, yang memungkinkan proses cepat ke perangkat eksternal. Meski praktis, beberapa pengguna mungkin merasa kurang fleksibel karena tidak adanya opsi kartu memori, terutama untuk alur kerja yang membutuhkan penggantian media cepat.

PLUS

  • Desain Elegan dan Kokoh: Bodi unibody aluminium dengan estetika minimalis yang memukau.
  • Kualitas Gambar: Sensor full-frame 24.6MP menghasilkan gambar tajam dengan warna kreatif.
  • Antarmuka Intuitif: Kontrol sederhana dengan tombol haptic dan menu yang mudah dinavigasi.
  • Penyimpanan Internal: SSD 230GB menghilangkan kebutuhan kartu memori.

MINUS

  • Tanpa EVF: Membatasi penggunaan di kondisi cahaya terang.
  • Tidak Ada IBIS: Stabilisasi hanya digital untuk video, membutuhkan lensa stabil untuk foto.
  • Ergonomi Terbatas: Tepi tajam dan kurangnya grip bisa mengurangi kenyamanan.
  • Keterbatasan Video: Tidak ada port mikrofon/headphone khusus, dan stabilisasi digital menyebabkan crop.
  • Keterbatasan Fleksibilitas: Tanpa slot kartu memori atau hot shoe, kurang cocok untuk kebutuhan profesional.

SPESIFIKASI

Dimensi: 120.1 x 72.8 x 36.8 mm

Berat: 388g (tanpa lensa, tanpa baterai), 446g (dengan baterai)

Layar: 3.15 inci, 2.1 juta titik, layar sentuh tetap (non-tilt)

Sensor: 24.6MP Full-Frame BSI CMOS Sensor

Sistem Lensa: L-Mount (kompatibel dengan lensa Sigma, Panasonic, dan Leica)

Penyimpanan: Internal SSD 230GB (tanpa slot kartu memori)

Resolusi Video: 6K hingga 30fps, 4K hingga 30fps dengan stabilisasi digital, Full HD hingga 120fps

ISO: 100-102,400 (dapat diperluas hingga ISO 6 dengan multi-exposure)

Kecepatan Rana: 30 detik hingga 1/25,600 detik

Autofokus: Hybrid Phase & Contrast Detection AF dengan deteksi subjek

Format Video: H.264, H.265, mendukung L-Log untuk color grading

Harga: sekitar Rp 32,5 Juta

BACA JUGA: Review Kamera Digital Yasicha DigiMate Harga Rp 1,5 Jutaan

 

 

We will be happy to hear your thoughts

Leave a reply

Sinyal Magazine
Login/Register access is temporary disabled