Smartfren, Cabe Rawit yang Aktif

Di kalangan masyarakat Indonesia, Smartfren dianggap sebagai operator seluler kecil, apalagi jika dibandingkan dengan Telkomsel, atau bahkan dengan XL Axiata dan Indosat Ooredoo Hutchison (IOH). Pelanggannya 38 jutaan, tidak tersedia di semua kawasan, BTS (base transceiver station)-nya yang 45.000-an di 288 kota, tidak sampai ke kawasan pelosok apalagi di 3T (terluar, tertinggal dan terdepan).

Tetapi siapa yang bisa menyangkal kalau Smartfren operator aktif dalam menciptakan peluang-peluang, ajakan untuk maju dan mengajari banyak soal mengelola bisnis, mengembangkan teknologi IoT (internet of things). Smartfren pula yang di antara semua operator, paling dulu memberi layanan 4G LTE sepenuhnya.

Smartfren pula yang tanpa sungkan menerapkan penggunaan e-SIM (SIM Digital) yang hingga kini belum semua operator mengikuti jejaknya, padahal e-SIM praktis dan hemat bagi operator dan bagi pelanggan. Inovasi produk yang memberi kemudahan dan murah bagi pelanggan untuk berkomunikasi, misalnya VoLTE, voice over long term evolution, yang dianggap beberapa operator justru mengurangi pendapatannya

Mereka pun tidak pernah punya beban untuk menghapuskan layanan 3G, tidak pernah bingung membekap layanan 2G yang keduanya boros frekuensi tapi digunakan banyak kalangan bawah, dan pedagang kecil. Operator milik kelompok Sinar Mas itu paling depan dalam mengasuh, membesarkan dan mengajari kalangan pemilik usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dibanding operator lain.

Namun mereka juga tidak segan merangkul kalangan elit dengan menawarkan banyak benefit yang belum pernah dilakukan sesama operator. Belum lama ini diluncurkan program kartu perdana Smartfren Golf yang menyasar kaum ultra-premium, para penggemar golf yang jelas bukan kaum ece-ece atau penerima UMR.

Kartunya memberikan berbagai kenyamanan yang pastinya disukai orang kaya, diskon main golf di banyak lapang golf terkemuka. Smartfren pula yang sudah melakukan uji coba lapangan soal pengelolaan pabrik yang dilakukan robot, yang memberi penghematan besar bagi pengusaha dalam menjalankan bisnisnya.

Paling berkesan adalah “Gerakan 100% untuk Indonesia”, yang berlaku sejak beberapa waktu lalu dengan berbagai inovasi. Di antara semua operator seluler Indonesia – Telkomsel, IOH, XL Axiata dan Smartfren – barangkali hanya Smartfren yang paling sering menyapa pelanggan lewat tampilan CEO – sebelumnya Chief Commercial Officer/CCO – Smartfren, Andrijanto Muljono di media.

UMKM Bisa

Ada saja upayanya untuk menyapa pelanggannya, mengingatkan berbagai kemudahan yang memberi banyak benefit. Contohnya, sejalan dengan niat memberdayakan dan menaikkan kelas UMKM yang memberi manfaat positif untuk Tanah Air. Smarfren mematok target pemberian akses internet  untuk pelajar di pelosok, di kawasan sub-urban yang kesulitan memenuhi kebutuhan akses internet, juga UMKM lokal di berbagai kota.

Ada 64 juta UMKM di Indonesia yang terbukti menyerap 97% tenaga kerja dan baru sebagian yang tersentuh digitalisasi. Teman UMKM fokus pada pengembangan potensi lokal dan digitalisasi, membawa UMKM naik kelas lewat UMKM Bisa (Bina Usaha).

Teman Pintar Indonesia dikembangkaan Smartfren menjadi medium literasi digital untuk anak muda dan para ibu, yang sudah menjangkau 30.000 peserta di 150 kota. Juga Teman Kreasi Indonesia yang jadi wadah kolaborasi dengan berbagai usaha lokal, dan “WOW 100%” yang menampilkan berbagai potensi dari sisi komunitas serta usaha lokal.

Kerja sama dengan Xingtera – penyedia solusi AIoT (Artificial Intelligence of Things) – mengembangkan solusi aplikasi kecerdasan buatan dan manufaktur otonom, yang dirancang berdasarkan teknologi 5G. Penerapan solusi ini diujicobakan bagi perkuatan posisi Smartfren yang konsisten menyediakan berbagai solusi industri 4.0 untuk UMKM, pada proyek OKI Mills, bagian dari APP Sinar Mas.

Tidak kalah dari operator lain, Smartfren merupakan operator seluler kedua di Indonesia – setelah Telkomsat – yang menjalin kerja sama dengan layanan satelit komunikasi Starlink milik Elon Musk, menyasar sejumlah pasar potensial. Polanya B2B, business to bussines, dengan perusahaan yang berada di lokasi yang belum terjangkau konektivitas fiber, agar dapat beroperasi dengan efisien dan efektif.

Smartfren membeli kapasitas internet dari Telkomsat untuk layanan di Papua bagi perusahaan perkebunan anggota kelompok Sinar Mas, juga bagi perusahaan yang beroperasi di Kalimantan dan Sulawesi. Nyatanya permintaan layanan akan konektivitas juga datang dari perusahaan pertambangan dan logistik, yang membutuhkan ketersambungan layanan internet dengan jeda (latensi) rendah.

Laporan mengatakan, Starlink mampu memberikan kapasitas internet unduh hingga 500 Mbps (mega bit per detik) dan unggah antara 10 Mbps hingga 20 Mbps. Selain dengan penyedia internet milik SpaceX itu, Smartfren juga bekerja sama dengan pihak lain untuk layanan VSAT (very small aperture terminal), termasuk dengan Pasifik Satelit Nusantara (PSN) milik Adirahman Adiwoso. ***

We will be happy to hear your thoughts

Leave a reply

Sinyal Magazine
Login/Register access is temporary disabled