BAKTI Kominfo Percepat Penyediaan BTS 4G di Desa 3T

WWW.SINYALMAGZ.COM – Tak boleh ada yang tertinggal. Seluruh wilayah harus mendapat akses telekomunikasi dan internet. Begitulah upaya BAKTI Kominfo menunaikan tugas menuntaskan target agar seluruh desa di Indonesia berkategori 3T (terluar, tertinggal, dan terdepan) secara merata memperoleh  sinyal 4G.

Hal ini sejalan dengan  proses transformasi digital yang dicanangkan pemerintah tidak hanya berfokus pada wilayah-wilayah urban. Sehingga diharapkan akan mendorong pertumbuhan ekonomi digital yang inklusif.

Namun bukan  hal mudah membangun infrastruktur digital di desa-desa terpencil. Banyak persoalan yang dihadapi. Ditambah lagi bencana global yaitu pandemi Covid-19.

Toh segala habatan tersebut tidak menyurutkan tekad pemerintah untuk terus melanjutkan penyediaan sinyal 4G dan akses internet bagi masyarakat di wilayah 3T.

PROGRES PEMBANGUNAN

Saat ini, rata-rata kemajuan  proses pembangunan BTS 4G Fase 1 mencapai 86%. Kini sejumlah  1.900 BTS dari target 4.200 telah on air.

Proses pembangunan BTS 4G sendiri setidaknya melalui enam tahap. Dimulai dari  Site Survey, yaitu tahap pelaksanaan survey di lokasi pembangunan BTS. Kemudian dilanjutkan dengan tahap RFC (Ready for  Construction), yaitu tahap lokasi pembangunan BTS sudah siap dan kegiatan konstruksi/pembangunan siap untuk dimulai.

Begitu tahap dua selesai, dilanjutkan dengan tahap MOA (Material on Area), yaitu tahap material dan perangkat sudah berada di area di mana lokasi pembangunan BTS berada.

Pada tahap MOS (Material on Site) ditandai dengan material dan perangkat sudah berada di lokasi pembangunan BTS. Tahap kelima atau RFS (Ready for Service) merupakan tahap menarik, di mana seluruh material dan perangkat BTS telah selesai diinstalasi dan siap untuk diintegrasikan dengan jaringan operator telekomunikasi

Dan dipungkasi dengan tahap  On Air, yang berarti  BTS sudah on air dan siap memberikan layanan.

RAGAM KENDALA YANG DIHADAPI

Banyak faktor yang menjadi tantangan pembangunan BTS di daerah 3T. Belum tercapainya pembangunan BTS adalah karena beberapa hal sebagai berikut;

Tantangan Geografis Berupa Bentang Alam

Pembangunan BTS 4G yang dilaksanakan BAKTI Kominfo, mayoritas bertempat di desa di daerah 3T yang sangat sulit dijangkau, banyak desa yang belum memiliki infrastruktur dasar seperti jalan yang layak dan aliran listrik.

Akibatnya pengiriman material ke lokasi BTS 4G banyak dilakukan dengan menggunakan sarana transportasi dan pengangkutan logistik yang kurang memadai. Misalnya dengan berjalan kaki dan menggunakan gerobak atau menggunakan perahu-perahu tradisional untuk menyeberangi lautan atau sungai-sungai.

Hambatan Transportasi, Terutama Udara.

Banyaknya lokasi-lokasi pembangunan BTS terutama di wilayah pegunungan Papua yang memerlukan transportasi udara untuk sarana pengangkutan material dan peralatan. Hal ini  tidak sebanding antara jumlah material dan peralatan dengan ketersediaan transportasi udara.

Dapat dilihat bahwa antara tahap MOA dan MOS terdapat kesenjangan pencapaian, menunjukkan bahwa material sudah tersedia di titik di area tersebut, menunggu transportasi ke titik tujuan yang umumnya merupakan medan yang sulit.

Pembatasan Mobilitas Barang dan Orang Akibat Pandemi.

Terjadinya pandemi Covid-19 pada tahun 2021, terutama saat gelombang ke-2 di mana sangat berpengaruh pada pelaksanaan aktivitas/kegiatan supply chain pembangunan BTS. Dimulai dari penghentian/pembatasan kegiatan fabrikasi material sipil (terutama tower dan pagar), penghentian/pembatasan kegiatan/aktivitas logistik/pengiriman, hingga pembatasan perjalanan yang berdampak pada terbatasnya akses ke lokasi pembangunan BTS.

Juga pembatasan pelaku perjalanan hanya yang telah divaksin di mana saat terjadinya gelombang ke-2, ketersediaan vaksin belum dapat diperoleh secara mudah sehingga banyak pekerja yang belum divaksin tidak dapat melakukan perjalanan ke lokasi pembangunan BTS. Termasuk banyaknya pekerja yang terpapar oleh virus Covid-19 yang berakibat pada penundaan pekerjaan.

Hal ini ditunjukkan pada kesenjangan antara pencapaian MOS dengan RFS, yang menunjukkan bahwa material telah siap di lokasi, menunggu pekerja untuk penyelesaiannya. Pada skala nasional, dengan adanya gelombang kenaikan Covid-19 dan imbas dari PPKM yang berakibat pada mundurnya aktivitas manufaktur material proyek, logistik pengiriman material, hingga instalasi, mengalami kemunduran pelaksaaan proyek.

Kelangkaan Pasokan Microchip.

Kelangkaan yang terjadi secara global (global shortage) pada supply microchip yang juga berdampak pada supply beberapa perangkat telekomunikasi yang digunakan dalam pembangunan BTS.

Gangguan Keamanan.

Secara spesifik terjadi di Papua, di mana jumlah lokasi BTS yang dibangun di Papua dan Papua Barat mencapai sekitar 65% dari total BTS yang dibangun oleh BAKTI di seluruh Indonesia. Pada tanggal 2 Maret lalu, terjadi serangan penembakan di Kabupaten Puncak yang menewaskan 8 pekerja BTS telekomunikasi. Dari insiden tersebut, pekerjaan implementasi di hampir seluruh di Propinsi Papua dihentikan atas instruksi dari otoritas di Papua.

BIAYA DAN PEMBAYARAN

Akselerasi pemerataan pembangunan di daerah 3T ini didukung oleh penyediaan APBN secara bertahap yang disesuaikan dengan kemampuan fiskal pemerintah.

APBN yang dialokasikan untuk pembangunan 4.200 BTS 4G adalah Rp 11 Triliun. Salah satu komponen terbesar adalah biaya logistik pengiriman material, karena banyak lokasi pembangunan yang belum terdapat infrastruktur fisik dasar, seperti jalan, sehingga harus ditempuh dengan menggunakan helikopter.

Lantaran telah dianggarkan dan dialokasikan, maka proses pembayaran kepada para vendor tidak mengalami kendala. Lagi pula termin pembayaran dengan vendor telah diatur di dalam kontrak.

TARGET SISA PEMBANGUNAN

Di masa pandemi akses internet kian dibutuhkan, dan diprediksi tidak akan mengalami penurunan kebutuhan bahkan paska-pandemi, Bakti secara sungguh-sungguh dengan berbagai tantangan di atas, terus melanjutkan pembangunan BTS 4G di desa-desa 3T di seluruh Indonesia.

Target Fase 1 saat ini sudah mencapai 86%. Sisa pekerjaan yang tertunda pada Fase 1 tersebut terus dikebut pembangunannya dan ditargetkan diselesaikan 100% pada tahun 2022.

DUKUNGAN OPERATOR DAN FASE 2

Operator seluler sangat mendukung program penyediaan sinyal di desa-desa 3T. Saat ini, masyarakat di beberapa wilayah 3T sudah mulai memanfaatkan jaringan BTS yang telah dibangun oleh BAKTI.

Pembangunan BTS 4G tahap 2 siap melanjutkan Fase 1. Untuk pembangunan BTS 4G tahap 2 di 3.704 lokasi, akan dilakukan bertahap sesuai dengan ketersediaan fiskal. Tahun 2022, anggaran yang ada akan dialokasikan untuk pembangunan BTS 4G di 2.300 lokasi. (*)

 

We will be happy to hear your thoughts

Leave a reply

Sinyal Magazine
Login/Register access is temporary disabled