Fokus Chris Kanter, Dirut Indosat: Peningkatan SDM, Bisnis dan Jaringan

DIRUT PT Indosat, Chris Kanter yakin Indosat akan makin maju, apalagi sudah ada komitmen dukungan penuh dari pemilik perusahaan, Kelompok Ooredoo dari Qatar. Mereka yang uangnya berkarung-karung itu mau menerima persyaratan yang Chris ajukan sebelum ia menerima tawaran sebagai dirut menggantikan Joy Wahjudi yang mundur.

“Sheikh Abdullah dari Qatar sampai datang sendiri ke Jakarta untuk meminta saya jadi dirut, tetapi saya ajukan persyaratan dan mereka mau menerima,” ujarnya dalam acara pamitan dirut lama dan perkenalan dengan dirut baru, Kamis (18/10) siang di Jakarta.

Ia yang selama delapan tahun terakhir menjabat komisaris Indosat mengajukan persyaratan berkait kondisi Indosat yang sedang tidak baik tetapi harus tetap eksis. Katanya, perang tarif harus diakhiri dan industri harus tumbuh sehat, seperti yang diharapkan pemerintah, dan harus dipikirkan ada konsolidasi karena masa lalu pemerintah mengeluarkan banyak lisensi.

Sejak beberapa tahun lalu pemerintah mendorong konsolidasi sehingga mengurangi jumlah operator agar industri lebih efisien. Ini pernah menjadi pemikiran kalangan manajemen Indosat dua tahun lalu, tetapi kata Chris pemikiran itu belum muncul lagi saat ini.

Menurut Chris Kanter, manajemen Indosat akan fokus pada tiga hal, yaitu Orang, Bisnis dan Jaringan. Kualitas SDM harus bagus karena Indosat pernah menjadi talent pool sehingga ke depannya bukan orang asing masuk sebagai ekspatriat Indosat, melainkan SDM Indosat yang ke 11 operator yang tergabung di Ooredoo.

Walaupun demikian, pemilihan SDM internal yang mumpuni untuk mengisi bidang-bidang yang kuat di Indosat perlu waktu, sehingga untuk sementara memang masih menggunakan ekspatriat sambil persiapkan SDM lokal. Memilah-milah SDM yang mumpuni memang menjadikan pemutusan hubungan kerja, PHK atau lay off,  kerap menjadi pilihan. Namun PHK-pun bukan menjadi pilihan jika yang keluar ternyata sudah ditunggu orang yang uangnya banyak, karena memang kualitasnya bagus.

Karenanya untuk jajaran direksi semua baru, Chris sendiri yang memilihnya, walau akhirnya untuk direksi dari sisi pemerintah akhirnya dipilih pada detik terakhir sebelum Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB), Arief Musta’in pejabat dari PT Telkom. Di hari pertama dia bekerja sebagai direktur utama dan CEO, yang dipanggil adalah  bagian pengembangan sumber daya manusia (HRD – human resources development) bukan orang keuangan karena ia ingin fokus di masalah itu.

Menurut pengalaman Chris sebagai pemilik banyak perusahaan, ia akan melakukan transformasi ke dalam, soal SDM dan bisnis yang tidak mudah, walau selama ini memang ada keengganan dari pemilik perusahaan. Ia bilang, perlu ada konsultan yang membantu, namun memang butuh biaya puluhan juta dollar, dan itu pun sudah disetujui.

Mengenai jaringan, yang merupakan keluhan utama manajemen lama, Chris yakin akan segera terselesaikan dengan komitmen dari Sheikh Abdullah dalam bentuk peningkatan capex (capital expenditure – biaya modal). Ia menyebutkan angka, namun minta agar tidak ditulis dahulu karena jumlahnya belum ditetapkan.

Menurut catatan SinyalMagz, selama ini biaya modal tahunan Indosat hanya sekitar Rp 6 triliun – Rp 7 triliun, dan walaupun sudah disepakati, dana sebanyak itu seringkali seret keluarnya. Akibatnya pembangunan dan perluasan jaringan menjadi tersendat, sehingga kualitas jaringan Indosat menjadi tidak sebaik pesaing. ***

 

We will be happy to hear your thoughts

Leave a reply

Sinyal Magazine
Login/Register access is temporary disabled