HOAX! Ramalan Gempa Megathrust Bakal Terjadi di Mentawai

SINYALMAGZ.com – Belakangan ini beredar kabar tentang akan terjadinya gempa Megathrust di Mentawai pada akhir Februari 2019 mendatang. Menanggapi isu tersebut, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pun dengan tegas menyatakan bahwa isu tersebut adalah bohong atau hoax.

Kepala Bidang Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG, Daryono, mengatakan bahwa ramalan gempa yang dimuat di sejumlah media belum dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

“Apalagi konsep pemicu gempa akibat benda luar angkasa. Hal itu hingga saat ini masih bersifat spekulatif dan belum terbukti secara empirik.”, ujar Daryono, sebagaimana dilansir dari Kompas.com, Jumat (15/2/2019).

Sebelumnya, sejumlah media memang memberitakan bahwa gempa berkekuatan besar diprediksi bakal mengguncang seluruh dunia.

Hal itu karena planet Uranus, Mars, Venus, dan Matahari saling tarik menarik dengan Bumi, dan berpotensi melepaskan getaran besar.

Artikel tersebut pun mengaitkan dengan proyek pemasangan 50 sensor EEWS dari BMKG di Provinsi Sumatera Barat.

Maka, berkaitan dengan beredarnya isu gempa Megathrust di Mentawai tersebut, Daryono menghimbau kepada seluruh masyrakat untuk semakin dewasa dan belajar dari kasus-kasus ramalan gempa sebelumnya.

Seperti yang sudah berlalu, ramalan gempa semcam ini tidak ada satu pun yang terbukti dan dapat dijelaskan secara ilmiah.

“Jadi jangan mudah percaya ramalan gempa.”, pesan Daryono.

Selain itu, BMKG juga tidak pernah mengeluarkan informasi prediksi gempa di masa datang.

“Jika berkembang berita adanya prediksi atau ramalan gempa dengan kekuatan sekian dan akan terjadi di waktu dan tempat, maka itu dipastikan adalah berita bohong. Masyarakat tidak layak mempercayainya.”, tegaasnya.

Sebagai informasii, hingga saat ini belum ada teknologi yang dapat memprediksi gempa bumi dengan tepat dan akurat, baik itu kapan, di mana, dan berapa kekuatannya. Tidak di Indonesia maupun negara lainnya di dunia.

Sumber Gempa di Indonesia

Sumber gempa di Indonesia sendiri sangat banyak. Bahkan, segmentasi Megathrust di Indonesia ada lebih dari 16 lokasi, sedangkan keberadaan sesar aktif lebih dari 295 lokasi.

Ini artinya, gempa bumi kapan saja bisa terjadi, berkekuatan besar, menengah ataupun kecil.

Namun, kita baru dapat menilai potensinya di kawasan tertentu dan belum mampu memprediksi.

“Terkait BMKG merencanakan pemasangan sensor sistem deteksi dini gempa atau earthquake early warning system (EEWS), itu merupakan program BMKG yang sudah direncanakan sejak lama, dan menjadikan Sumatra Barat sebagai pilot project. Sehingga tidak ada kaitannya dengan isu akan terjadinya gempa Megathrust yang akan terjadi dalam waktu dekat.”, terang Daryono.

Meski demikian, masyarakat dihimbau untuk tetap waspada terhadap ancaman gempa di zona rawan. Utamanya mereka yang tinggal di dekat sumber gempa aktif, yang menurut hasil kajian para ahli harus diwaspadai.

Terkait bahaya gempa, bangunan rumah harus didesain kuat untuk menahan guncangan gempa.

 

Halaman selanjutnya:

We will be happy to hear your thoughts

Leave a reply

Sinyal Magazine
Login/Register access is temporary disabled