Kartu Perdana Haji dan Umrah Smartfren

WWW.SINYALMAGZ.COM – Smartfren meluncurkan kartu perdana dan paket khusus untuk jemaah haji dan umrah yang memberi manfaat besar dan harga bersaing. Pelanggan pun bisa tetap menggunakan nomor kartu Smartfrennya dengan layanan telekomunikasi dan internet yang lancar, membuat ibadah berjalan dengan tenang.

Kartu perdana dan paket data khusus jemaah haji dan umrah kuotanya besar, “Sehingga ibadah nyaman dan silaturahim dengan keluarga di Tanah Air lancar,” kata Hermansyah Arifin, Chief Product & Services Strategy Smartfren.

Kartu perdana Smartfren untuk umrah dan haji sudah bisa didapatkan mulai 1 Juni di Galeri Smartfren, website, aplikasi MySmartfren, Smartfren Official Store di tokopedia, shopee dan TikTok shop resmi Smartfren, harganya mulai Rp 299.000. Begitu kartu diaktifkan ada kuota data 12 GB (5 GB kuota utama + 5 GB kuota chat di Arab Saudi dan 2 GB kuota utama di Indonesia). Masa aktif 14 hari, cukup untuk umrah.

Total kuota data paket itu lebih besar dibanding paket data pada kartu perdana Arab Saudi yang hanya bisa dipakai di sana. Saat pulang ibadah pun mereka masih punya kuota.

Ada pilihan paket data haji dan umrah yang harganya mulai Rp 99.000 dapat total kuota 2 GB (1 GB kuota utama +1 GB kuota chat di Arab Saudi) aktif selama 7 hari. Atau yang senilai Rp 275.000, total kuotanya 12 GB (5 GB kuota utama dan 5 GB kuota chat di Arab Saudi + 2 GB kuota utama di Indonesia), masa aktif 14 hari.

Smartfren juga segera merilis kartu perdana haji dan umrah dalam bentuk eSIM yang merupakan teknologi digital mutakhir. Mengaktifkannya cukup dengan scan QR untuk aktivasi eSIM di smartphone yang mendukung fitur eSIM.

eSIM khusus haji dan umrah bisa didapat mulai pertengahan Juni 2023. “Keuntungannya, pelanggan semakin mudah menikmati layanan telekomunikasi yang lebih optimal dan keamanan lebih baik, membuat ibadah lebih tenang dan nyaman,” ujar Hermansyah pula . (*/hw)

We will be happy to hear your thoughts

Leave a reply

Sinyal Magazine
Login/Register access is temporary disabled