Semester 1, Rata-rata Operator Kinclong

KINERJA operator seluler Indonesia di tengah tahun pertama 2019 rata-rata membaik, khususnya PT Telkom, PT XL Axiata dan PT Smartfren Telecom. Walau masih menderita rugi, namun jumlah kerugian PT Smarfren berkurang di semester pertama tahun ini dibanding periode sama tahun lalu. Sementara hingga awal Agustus 2019, PT Indosat Ooredoo belum mengeluarkan laporan keuangannya, selain PT HTI (3) karena bukan berbentuk perusahaan terbuka.

Meningkatnya kinerja para operator diakui merupakan dampak dari kebijakan registrasi kartu SIM prabayar yang diterapkan pemerintah dua tahun lalu. Peningkatan pendapatan terjadi antara lain karena tarif data, yang sudah tumbuh menjadi andalan semua operator, kini sudah lebih rasional.

Kebijakan registrasi yang hanya membolehkan satu NIK penduduk memiliki 3 kartu SIM dari tiap operator membuat musnahnya kecenderungan ratusan juta kartu SIM hangus karena dibuang begitu pulsanya habis. Sebelum ada kebijakan, setiap tahun operator menggelontor pasar dengan lebih dari 600 juta kartu SIM perdana namun yang berlanjut dengan setidaknya tiga kali isi ulang SIM, kurang dari satu persennya.

Tentu saja kelompok PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom) menjadi yang terbesar dalam pendapatan dan keuntungan, yang 62,7 persennya (Rp 43,5 triliun) disumbang oleh “kantung emas”, PT Telkomsel. Selama enam bulan pertama tahun 2019 Kelompok PT Telkom mendapat penghasilan Rp 70,3 triliun, naik dari periode sama tahun 2018 yang Rp 64,8 triliun, dengan laba naik dari Rp 12,8 triliun menjadi Rp 15,49 triliun.

Pendapatan ini merupakan peningkatan yang menggembirakan, karena meskipun pendapatan tahun 2018 tumbuh dengan 1,97 persen menjadi Rp 130,8 triliun dibanding  2017, laba Kelompok Telkom justru turun 18,57 persen menjadi RP 18 triliun. Semester pertama 2019 ini pendapatan didukung oleh melejitnya layanan data PT Telkomsel, seperti juga dialami PT XL Axiata.

 

Al-Neama jadi Dirut Indosat

Di semua operator, layanan suara dan SMS memang makin menurun, diimbangi oleh naiknya layanan data. Telkomsel mencatat pada periode tengah tahun pertama 2019 terjadi penurunan pendapatan dibanding 2018, layanan SMS dari Rp 4,8 triliun menjadi Rp 3,7 triliun, layanan suara dari Rp 15,6 triliun menjadi Rp 12,9 triliun, sementara layanan data naik dari Rp 20,2 trilun menjadi Rp 26,9 triliun.

Dalam pada itu PT XL Axiata mencatat pertumbuhan positif di tengah tahun pertama 2019 dengan pendapatan naik 11 persen dari Rp 11,067 triliun menjadi Rp 12,269 triliun, didorong pendapatan layanan data yang naik 9 persen dari 78 persen menjadi 87 persen. Peningkatan jumlah pelanggan terjadi dari 52,9 juta menjadi 56,6 juta, dan ARPU (average revenue per user – pendapatan rata-rata dari tiap pelanggan) naik dari Rp 31.000 menjadi Rp 34.000. Dengan EBITDA margin naik menjadi 39 persen, laba perusahaan pun naik menjadi Rp 282 miliar yang pada periode sama 2018 masih mencatatkan rugi Rp 81,74 miliar.

Jangkauan terhadap pelanggan baru meningkat karena jumlah BTS (base transceiver station) mereka naik 111.786 buah menjadi 127.257 buah dan 37.323 buah di antaranya adalah BTS 4G. Kualitas jaringan 4G yang membaik terutama di kawasan luar Jawa yang baru dirambah PT XL Axiata turut menunjang kenaikan pendapatan dari layanan data.

Peningkatan pendapatan akibat kebijakan registrasi kartu SIM prabayar juga dialami oleh PT Smarfren Telecom, yang pada periode paruh pertama tahun ini mencapai Rp 3,03 triliun, naik dari Rp 2,53 triliun. Namun operator miliki kelompok Sinar Mas itu masih menderita rugi, meski turun dari Rp 1,65 triliun menjadi Rp 1,07 triliun yang dipicu terbesar dari pos penyusutan dan amortisasi yang naik dari Rp 1,78 triliun menjadi Rp 1,81 triliun, semua pada periode sama.

PT Indosat Ooredoo, dalam RUPSLB (rapat umum pemegang saham luar biasa) Kamis 1 Agustus, tidak membicarakan soal kinerja keuangan semester pertama. RUPSLB hanya memutuskan pengangkatan CEO perusahaan Ahmad Abdulazis AA A Al-Neama merangkap sebagai Direktur Utama. Sementara mantan Dirut dan CEO yang mengundurkan diri sebelumnya, Chris Kanter, kembali jadi salah seorang anggota komisaris perusahaan. ***

 

We will be happy to hear your thoughts

Leave a reply

Sinyal Magazine
Login/Register access is temporary disabled