XL Axiata Akan Kurangi Hutang Dollar AS

SINYALMAGZ.com – PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) tengah berupaya mengurangi paparan risiko fluktuasi kurs. Perusahaan berniat melunasi sisa utang berdenominasi Dollar AS yang nilainya mencapai US$ 200 juta.

Emiten ini berniat membiayai kembali utang lama dengan utang baru (refinancing). Di mana dalam waktu dekat, XL akan mencari pinjaman rupiah.

“Akhir kuartal pertama 2019, kami menargetkan 100% utang dalam kurs rupiah.”, ujar Tri Wahyu Ningsih, selaku Group Head Corporate Communication XL Axiata, Senin (10/12/2018).

Hingga saat ini, 30% dari total hutang XL Axiata masih dalam bentuk Dollar AS. Namun, manajemen belum bersedia merinci berapa nilai pinjaman yang diincar. Alasannya, rencana ini masih dalam tahap finalisasi.

Meski demikian, Tri memastikan pinjaman terbaru nanti tidak akan mengubah posisi rasio utang terhadap ekuitas atawa debt to equity ratio (DER) XL Axiata. Sebab, refinancing sifatnya hanya mengganti utang lama menggunakan utang baru.

Mengutip RTI, posisi DER XL Axiata saat ini berada di level 1,78 kali.

Manajemen XL Axiata juga belum mengungkap utang mana yang bakal dibiayai ulang. Namun, berdasarkan laporan keuangan perusahaan, XL masih memiliki utang jangka panjang kepada Bank DBS senilai US$ 300 juta.

Pinjaman tersebut jatuh tempo pada Maret 2019. Pada Oktober lalu, XL Axiata sudah lebih dulu melunasi sejumlah US$ 200 juta.

Wajar jika XL ingin mengurangi utang Dollar AS. Sebab, kinerja keuangan perusahaan selama 9 bulan tahun ini tertekan oleh rugi kurs.

Di periode tersebut, rugi kurs XL lompat 23 kali lipat menjadi Rp 445,2 miliar, dari sebelumnya hanya sebesar 19,59 miliar. Akibatnya, XL menderita rugi Rp 144,81 miliar. Padahal, di periode yang sama tahun sebelumnya, perusahaan ini membukukan laba bersih Rp 238,06 miliar.

Kondisi serupa juga terjadi jika dihitung secara kuartalan. Per kuartal ketiga tahun ini, rugi kurs XL Axiata naik 162% menjadi Rp 157,5 miliar. Sementara, kerugian tercatat sebesar Rp 63,07 miliar.

Kepala Riset Koneksi Kapital Indonesia, Alfred Nainggolan menilai refinancing memang langkah yang paling efektif bagi XL untuk saat ini. Terlebih, perusahaan ini kembali merugi.

“XL tidak punya pilihan lain kecuali refinancing, karena masih mencatat rugi bersih, sehingga dari sisi operasional tidak mencukupi untuk membayar utang yang segera jatuh tempo.”, paparnya.

Paula Ruth, Analis IndoPremier Sekuritas, menjelaskan bahwa langkah XL melakukan refinancing merupakan hal positif. Tapi, bukan berarti langkah ini menghapus semua sentimen negatif.

Pasalnya, barang modal industri telekomunikasi kebanyakan menggunakan kurs Dollar AS. Bukan hanya belanja modal atau capital expenditure (capex), tapi depresiasi rupiah kembali berpotensi menekan kinerja XL, meski perusahaan memiliki fundamental yang solid.

Paula masih mempertahankan rekomendasi buy saham XL.

“Namun, target harganya kami turunkan 14% menjadi sebesar Rp 3.000 per saham.” tulis Paula dalam riset 5 November.

 

Halaman selanjutnya:

We will be happy to hear your thoughts

Leave a reply

Sinyal Magazine
Login/Register access is temporary disabled