AI Bisa Jadi Alat Pengerak Ekonomi

WWW.SINYALMAGZ.COM – AI, artificial intelligence, bukan suatu tujuan akhir namun harus bisa dimanfaatkan untuk membantu mempermudah kehidupan manusia termasuk menciptakan nilai tambah di berbagai sektor. Tetapi kemunculan AI mencemaskan banyak pihak, karena teknologi baru ini bisa dimanfaatkan untuk “melenyapkan” berbagai profesi.

AI ditengarai menampilkan hasil kerja yang kadangkala melebihi apa yang dilakukan manusia. Misalnya artikel yang dibuat AI oleh seorang reporter menampilan isi yang lebih komplet dari jika si reporter sendiri yang membuat.

AI, sebagaimana sifat teknologi yang menampilkan sisi baik dan sisi buruk, merupakan kumpulan teknologi IT secara umum yang dapat dimanfaatkan untuk sesuatu yang hasil lebih cepat dan lebih baik. Produk AI mirip-mirip kecerdasan manusia, walau masih jauh.

Menurut Laksana Tri Handoko, Kepala Badan Riset dan Inovasi dan Nasional (BRIN), pemerintah kita sudah menyadari munculnya perkembangan teknologi AI. Ada Perpres (Peraturan Presiden) tentang Strategi Nasional (Stranas) Percepatan Penyelenggaraan Kecerdasan Artifisial sejak tahun 2020, terkait strategis nasional untuk AI, “Namun kami tidak ingin hanya sekadar mengatur,” katanya dalam satu acara TechTalk yang diselenggarakan Medcom Minggu lalu di Bumi Serpong Damai.

AI, lanjutnya, hanya soal satu hal, yaitu bagaimana bisa memanfaatkan big data. Yang harus dipikirkan sekarang bersama komunitas, menemukan model bisnis yang sesuai, dan AI bisa jadi alat penggerak roda ekonomi.

Produksi hoax

Sementara menurut Usman Kansong, Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kemenkominfo, implementasi AI bukan sekedar dibatasi tapi harus sambil diawasi lewat kebijakan dan regulasi. “Teknologi itu selalu berwajah ganda, membantu menyelesaikan persoalan tapi kadang merepotkan,” kata dirjen.

AI dan media sosial, katanya, sempat memicu kericuhan politik misalnya di Amerika Serikat saat masa Donald Trump, juga di Indonesia pada beberapa momen. Ini karena sifat teknologi itu mempermudah produksi hoaks.

Sementara ada anggapan, teknologi, misalnya AI, kalau diatur-atur malah menekan kreativitas. Regulasi diterapkan tanpa terlalu khawatir terhadap perkembangannya, yang salah-salah malah menjauh padahal harusna teknologi mempermudah kita, ujar Usman Kansong pula.

Tidak mencurigai kehandalan AI yang mengancam banyak profesi, Perusahaan Listrik Negara (PLN) justru memanfaatkan AI untuk meningkatkan produktivitasnya. Menurut VP Digitaliasi Kelistrikan Divisi Management Digital PLN, Agus Trisusanto.

Teknologi AI membantu PLN membersihkan sisa kerak dan debu pembakaran batubara di PLTU. “Sebelum ada AI, penyemprotan air dilakukan sembarang, memubazirkan sumber daya tidak cuma air tetapi juga tenaga, dan berbahaya,” tutur Agus Trisusanto VP Digitaliasi Kelistrikan Divisi Management Digital PLN,

AI katanya mampu melakukan analisis historik data kegiatan pembersihan kerak dan mendapatkan parameter yang akurat untuk kegiatan ini. Tak hanya itu, AI juga bisa memberikan perhitungan berapa besar pasokan air berdasarkan faktor tertentu.

Unggul dibanding Google

Hal lain, suatu periode pasokan listrik dan konsumsi listrik masyarakat kurang akurat karena prediksi dilakukan secara manual, misalnya pada musim hujan, rumah-rumah jarang menyalakan AC. Pada posisi ini, data dari Automatic Weather Station berisi prediksi cuaca yang menjadi salah satu data pendukung AI, ramalan produksi untuk kebutuhan pasokan listrik pun bisa akurat.

Di saat orang khawatir AI akan merenggut posisi tenaga kerja, menurut Agus, belum ada PHK di lingkungan kerjanya. PLN justru menambah SDM dengan membuka kesempatan kerja bagi lulusan S2, S3 dan diaspora, sejalan imbauan Presiden Jokowi memanggil pulang mereka yang selama ini tidak mau balik usai lulus kuliah di luar negeri.

Teknologi AL juga dimanfaatkan dengan baik oleh startup lokal asal Yogyakarta, Widya Wicara, yang mampu mengembangkan implementasi kemampuan AI yang hebat. Bahkan lebih unggul dari Google karena lebih menguasai bahasa lokal Indonesia.

Secara umum fungsi teknologi AI mampu memprediksi, personalisasi pengalaman, hingga menciptakan layanan dari produk baru. “Widya Wicara memanfaatkan AI untuk mengembangkan kemampuan text-to-speech dan speech-to-text,” kata Defi Ariyani, Head of Business Development Widya Wicara.

Memanfaatkan fitur dan kemampuan AI, kata Defi, bisa menampilkan kehebatan sekelas ChatGPT. Kemampuannya pun dapat dikemas lagi ke dalam fitur lain.

Widya Wicara menawarkan akurasi tingkat tinggi dengan respon sangat cepat. Kemampuan text-to-speech pada fitur seperti Virtual Voice Over, Widya Audio Widget, Widya Audio Book, hingga Virtual News Anchor, katanya. (hw)

 

 

We will be happy to hear your thoughts

Leave a reply

Sinyal Magazine
Login/Register access is temporary disabled