Stephen Hawking: Di Masa Depan Manusia Akan Perang Melawan Robot

SINYALMAGZ.com – Meski telah meninggal dunia, namun pemikiran Stephen Hawking tetap diperhitungkan oleh banyak pihak. Dan di antara banyak pemikirannya, salah satunya adalah, apakah kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) akan lebih pintar dibanding manusia?

Menurut Hawking, berpikir bahwa mesin bisa sangat pintar, hanya sebuah fiksi ilmiah yang dapat menjadi potensi kesalahan terburuk.

“Ketika AI menjadi lebih baik dibanding manusia dalam mendesain AI, sehingga bisa memperbaiki diri sendiri tanpa bantuan manusia, kita mungkin menghadapi ledakan kecerdasan yang pada akhirnya menghasilkan mesin lebih pintar daripada manusia.”, ungkap Hawking, sebagaimana dikutip dari Thetimes.co.uk, Kamis (22/11/2018).

“Ketika itu terjadi, kita perlu memastikan bahwa komputer memiliki tujuan yang selaras dengan kita.”, imbuhnya.

Bagi Stephen Hawking, penciptaan AI akan menjadi sejarah terbesar umar manusia. Tetapi dia juga mengingatkan bahwa hal ini bisa menjadi inovasi terakhir manusia kecuali kita bisa menghindari resikonya.

“Sementara bentuk primitif AI yang dikembangkan sejauh ini terbukti sangat berguna. Saya takut ada konsekuensi dari menciptakan sesuatu yang bisa menyamai atau melampaui manusia.”, ucap Hawking.

Ketakutan tersebut, menurut Hawking, karena manusia dibatasi oleh evolusi biologis yang lambat. Lambatnya evolusi ini diperkirakan bisa membuat manusia tidak dapat bersaing dan dengan mudah digantikan.

“Di masa depan, AI bisa mengembangkan kemauannnya sendiri, sebuah keinginan yang bertentangan dengan kehendak kita (manusia).”, sambungnya.

Stephen Hawking

“Yang lain percaya bahwa manusia dapat memerintahkan laju teknologi untuk waktu yang lama, dan potensi AI untuk memecahkan banyak masalah dunia akan terwujud.”, tutur Hawking.

“Meskipun saya dikenal sebagai orang yang optimis mengenai ras manusia, saya tidak begitu yakin.”, tegasnya.

Hawking mencontohkan tentang teknologi senjata dunia saat ini. Di tengah lomba para militer dunia menciptakan senjata yang bisa memilih targetnya sendiri, PBB sedang memperdebatkan untuk membuat perjanjian yang melarang sejata otonom semacam itu.

“Mengingat kekhawatiran tentang kemampuan kita untuk mempertahankan kontrol jangka panjang dari sistem AI yang lebih maju, haruskah kita mempersenjatai mereka dan menyerahkan pertahanan kita kepada mereka?”, kata Hawking.

Tentang kecelakaan yang dilakukan sistem AI atau komputerisasi, Hawking mencontohkan kejadian Flash Crash di pasar saham tahun 2010 lalu. Menurutnya, hal serupa juga bisa terjadi pada sistem komputerisasi militer.

“Waktu terbaik untuk menghentikan perlombaan senjata otonom adalah sekarang.”, tegas Hawking.

“Seperti yang disadari oleh ahli matematika Irving Good pada 1965, mesin dengan kecerdasan melebihi manusia bisa meningkatkan desain mereka berkali lipat lebih baik, dalam apa yang penulis fiksi ilmiah Vernor Vinge disebut singularitas teknologi.”, lanjut Hawking.

“Seseorang dapat membayangkan teknologi seperti itu mengalahkan pasar keuangan, melampaui para peneliti, memanipulasi para pemimpin, dan berpotensi menundukkan kita dengan senjata yang bahkan tidak dapat kita pahami.”, sambungnya.

 

Halaman selanjutnya:

We will be happy to hear your thoughts

Leave a reply

Sinyal Magazine
Login/Register access is temporary disabled