Pasang Surut E-commerce Indonesia

WWW.SINYALMAGZ.COM – Bocornya data pengguna di Tokopedia dan ditengarai juga pada Bukalapak menunjukkan betapa keuntungan miliaran rupiah tak sebanding dengan bonafiditas sebuah perusahaan teknologi. Jebolnya sistem keamanan jauh lebih mengerikan ketimbang keuntungan yang dibukukan.

Mau tak mau, kini e-commerce dengan data pengguna puluhan juta tak bisa membiarkan server data penggunanya digerayangi pihak luar. Apalagi jika kemudian sampai diperjualbelikan.

Mereka musti menginvetasikan biaya lebih banyak lagi untuk melakukan hal itu. Sebagaimana Zoom yang habis-habisan membuat sistem pelapis sekuriti, hingga merekrut tenaga terbaik dan banyak.

Toh begitu, bisnis e-commerce termasuk marketplace tetaplah moncer, kendati berada di situasi gawat darurat akibat wabah mendunia. Bukannya turun, melainkan bertumbuh dan bertambah gila-gilaan. Amazon menjadi raja, dan sang pemilik makin kaya saja.

Apakah semua aplikasi perdagangan elektronik mendapat respon sama?

TIGA BESAR 2017

Tentu saja tidak. Yang terjadi tetaplah hukum yang kuat yang berjaya. Yang memiliki modal untuk ekspansi yang terus bertumbuh.

Dan hal itu dirasakan benar oleh Shopee. Padahal ketika masuk Indonesia kalah dari Lazada, Tokopedia dan Elevania. Inilah tiga besar e-commerce Indonesia yang bertahan hingga 2017.

Nama Shopee hanya masuk di urutan delapan dengan 8,3 juta pengguna. Jika mereka meng-klaim penggunanya (tentu sedunia) telah mencapai 80 jutaan pada 2017, maka pasar Indonesia hanya sekitar 11 persen saja.

Amat jauh tertinggal dengan Lazada (50,3 juta), Tokopedia (45,4 juta), Elevania (32,3 juta), Bukalapak (24,8 juta), Blibli (23,4 juta), Alfacart (16,9 juta), dan JD.ID (12 juta).

TIGA BESAR 2020

Shopee terus melakukan ekspansi dengan suntikan modal, promosi dan endorsement serta diskon harga. Tiga jurus yang paling umum dilakukan.

Target pasarnya disasar kepada anak muda khususnya perempuan dan para ibu. Di sinilah Shopee berjaya. Tahun 2019 sinarnya benderang.

Programnya kian agresif dan nyaris tak tertandingi oleh e-commerce lain. Ini dilakukan dalam upaya menggenjot jumlah pengguna.

Benar saja, ketika hampir seluruh e-commerce Indonesia nyaris tak tumbuh moderat, hanya Shopee yang melejit bak roket. Hadiahnya adalah penggunanya mencapai 72 juta lebih.

Dalam tempo tiga tahun meraih 64 juta pengguna. Sementara Tokopedia hanya mampu tumbuh sekitar 13 juta pengguna saja. Bukalapak sekitar 14 juta penguna baru.

Sudah cuma tiga e-commerce saja yang naik.

Lainnya?

KEHILANGAN PENGGUNA

Rontok ditelan persaingan. Lazada di raja 2017 mendadak kehilangan nyaris separuhnya, alias 24 juta lebih pengguna. Bayangkan, dalam tiga tahun!

Elevania?

Paling menyedihkan. Tersingkir dari peta 10 besar. Padahal Elevania adalah salah satu pelopor e-commerce yang pernah dikelola oleh operator. Jika yang paling bontot dari 10 besar 2020 saja sebanyak 4,6 juta (pemain baru bernama Sale Stock), Anda bisa tebak, pengguna Elevania dalam tiga tahun menguap lenyap.

Blanja milik Telkomsel yang tak dikelola dengan baik dan serius juga minggat dari 10 besar. termasuk Alfacart bablas….

Masih untung, Blibli dan JD.ID. Keduanya kehilangan sekitar 3 jutaan pengguna.

NAMA BARU

Di kuartal 1 2020 ada nama yang mulai masuk 10 bear dan patut diperhitungkan. Selain Sale Stock, ada Fabelio. Menjual perabotan rumah tangga Fabelio kini memiliki pengguna 5,8 juta.

Lantas nama lama yang perlahan dan konsisten jualan peralatan elektronik, Bhinneka.com. merangsek di urutan delapan dengan 4,7 juta pelanggan.

Dan ada Orami, penjual produk ibu dan anak yang mulai diperhitungan. Jumlahnya tipis sekali dengan Bhinneka. (*)

 

We will be happy to hear your thoughts

Leave a reply

Sinyal Magazine
Login/Register access is temporary disabled